Selasa, Desember 20, 2011

Atas apa yang terasa

Maafkan atas rasa yang menjelma Sungguh ingin ku hempaskan setiap jengkal detak aral yang mengoda Atas damba akan indahnya cinta Yang membuaikan jiwa sungguh kusadari apa arti yang tercipta Aku tak munafik ... Rasa itu tiada pernah hilang dari dasar hati yang terdalam Apa yang ada telah menjadi pahatan yang merasuk sukma Kau memang akhir dari segala cinta yang terdamba Kutak ingin munafik terhadap apa yang menjelma Meski hanya diri ini dan sang pencipta yang mengetahui Nanar kehidupan yang kucumbui .... Kau tak perlu tau.... Kau hanya perlu memaki .. atas keberadaanku ... Karena apa yang benar menjadi salah, apa yang salah mungkin menjadi benar Hanya sepenggal kata yang tetap ada Aku mencintaimu meski tiada ada kau untukku Disini aku ada disini aku menemukamu... disini aku merindumu .... disini ku maki akan aku .... disini kutuliskan bait kata yang memuakan.... tapi melunturkan asaku ..... disini .. hanya ada bayang yang kumiliki... tak terjamah ... meski ingin ku jamah .... Dan kau adalah hal yang indah yang terakhir dalam hidupku ...

Rabu, November 16, 2011

Yang terasai


gelap dalam pelukan
menyentuh kalbu kelam
dimana .... sembilu semakin menyayat
saat hamparan semakin mengoda hasrat
tertatih sang jiwa meredam gejolak
Hadirkan yang tak teringini
Membunuh diri dalam limpahan yang tak terketahui
diantara desah waktu tiada mimpi
memberi pahatan tak berarti
menjejali diri untuk mengerti
Pada hidup pada sebuah perjalanan

Selasa, November 15, 2011

Langit mendung diatas jakarta

Kutatap seberkas langit hitam
Bersama air jatuh menyentuh kulit ari
Membasahi tubuh bersema helai demi helai kain yang basah
Dingin menyentuh kulit dan tulang
Basah yang ada tak menyegarkan tubuh
Langkah kaki terus melaju tak peduli

Gemuruh suara mewarnai seiring tapak memecah air
Gelombang jiwa tiada henti mendesahkan gelora
Semakin hari semakin menekan tuk meredam lara
Adakah yang di mengerti untuk sebuah tapak yang telah terjadi
Hanya memungkiri atas keinginan diri

Lembayung mengiri langkah sang kaki
Terhenti dibawah pohon rindang pada sebuah tepi
Memandangi hiruk pikuk kehidupan yang silih berganti
Air tetap menghujami ....
Dimanakah perasaan hati ini serasa tak memiliki ujung dan tepi

Angin perlahan membawa pergi
Tapi tubuhku masih tetap berdiri terpaku
Tiada tepi tuk bernaung atas isyarat hati ....
Mencoba mengerti apa yang tak terpahami
Mencoba memahami apa yang tak dimengerti

Melangkah dan terus melangkah meski terhenti tapi terus melangkah
Karena hidup mesti terlangkahi meski tak diingini
Terus lah mencari meski tak diketahui
Apa yang dicari untuk apa di kehendaki...
Atas apa yang terpahat untuk kehidupan yang mesti terjalani


Minggu, November 06, 2011

Jangan meminta pengertian lebih banyaklah mengerti

sesunyi jiwa saat kupandang nanar malam mencumbu hasrat
Keinginan adalah sebuah yang tercantum dalam hati dalam bentuk damba yang mewarnai
Mengertilah akan hasrat yang menjelma untuk sebuah kata
Kutelaah arti diri untuk kehidupan yang terus tergulati
Disini bersama bergulirnya hari yang meremukan jiwa yang sunyi
Tak sepatutnya aku menginginkan sebuah perngertian...
Lebih mengerti dan menekan meski lara yang menjejal menjadi sesak
Bak hilir mudik jalan.....
Disebuah persimpangan saat bulan tepat diatas kepala dibawah langit hitam bertaburan lampu yang terpancarkan
Tubuh terdiam ...
Berdiri gontai ....
Menelaah hilir mudik silih berganti .... kehidupan
Hidup seperti tubuh yang terdiam sedangkan didepan hilir mudik itu tak diam silih berganti dengan berjuta aroma yang terbawa
Layaknya sebuah pengertian, bukan mereka yang harus mengerti mengapa diri ini terdiam dan termangu di pinggir jalan tanpa arah dan tujuan yang pasti, tapi aku yang harus mengerti aroma apa yang mereka punyai, kenapa mereka hilir mudik, kearah mana mereka hilang dan pergi.......
Ya mungkin itu lah kehidupan yang mesti tergeluti
Mengerti yang terlintas tanpa menginginkan dimengertikan oleh yang melintas

Jiwa bersabarlah atas apa yang ada
Karena hidup dan kehidupan serta rasa yang menjelma biarkanlah dalam diri
Bukan tak boleh dimengerti lebih banyaklah mengerti meski diri terkorbankan
Meski kelam kau cumbui dalam sendiri
Tapi makna kau beri untuk yang terjadi

Sabtu, Oktober 29, 2011

Strees stadium 1,1


Cabikan itu mengores perlahan
Lalu cepat.... merobekan semua
Tekanan itu tak bisa tertahan... perlahan tapi terus dan terus bertambah
Sungguh ku tak berdaya
Perih goresan mengoyak jiwa dan raga
Meneteskan darah perlahan tapi luka begitu banyak
Tubuh telanjang dengan berpakaian darah mengalir tanpa henti ....
Sesak mulai terasa diatara keperihan sambil menahan beban berat semakin berat
Gemetar seluruh raga .... dengan pandagan mata yang tiada makna
menanti hembusan terakhir terlepas dari raga....


kucabik jiwa renta yang terhujam
Kutelanjangi serpihan raga
Atas dunia yang menyesakan rongga
Kutelanjangi tanpa ada yang tersisa
Sudah ... sudah ..... berat sunguh 
kutak kuat menahan sentakan atas apa yang terlanda
Serpihan belum tertata
Serpihan belum terangkai
Kini .... semakin hancur bertembaran
Sudah ... apakah ini kehidupan
Sudah ..... apakah harus terakhiri dengan hembusan terhenti
Tiada dimengerti sungguh tiada dimengerti 

Stress stadium 1

Kumaki akan diriku
Kuhenyakan dalam raga pada titik hitam pekat akan kehidupan
Dimana nafas terhembus begitu menyesakan
Tiada dapat tangan ini mencari pegangan
Semua terasa menepis
Terhenyak dalam kelam....
Tersudut dalam ketidak berdayaan
Mengapa.... hempasan gelombang aral ini melambungkan ku dan menghujamkanku
Dimana pedang pedang tajam dengan indahnya menyayat kalbu
Apakah semua ini akan ada akhir atau takan pernah akan berakhir
Dalam ketidak adaan akan sebuah makna
Dalam kebimbangan dalam langkah
Terjeritlah sang batin akan diri yang tiada daya
Hanya ada kata lirih ...... Tak terdengar

Tiada hamparan cahaya yang tertangkap sudut jiwa
Kelam menyeluruh
Hitam mengulung
Hidup inilah hidup
Jiwa terkapar tiada daya,bersama raga yang tiada daya

Sendiri hanya sendiri dan jangan berharap akan adanya raih sebuah damai
Karena saat tangan itu mencoba meraih desakan itu semakin meneggelamkan jauh kedalam tak tercapai

Senin, Oktober 24, 2011

Bersitan Jiwa merandang sukma

Sepenggal nyawa bersama rasa pada bersitan jiwa
Ketiada tahuan tentang apa yang sedang menekan dalam rongga
Mengapa ada, yang menginginkan perih ada terkaparnya sang raga demi sebuah cipta yang entah apa
Dunia.... dalam dunia terhadap kepuasan semu
Jiwa yang menghadang dalam benteng keterbatasan penglihatan
Apa yang dimau sang hidup ... dalam dilematik nafas yang sepenggal
Manusia dengan nanar keinginan menghujam apa saja yang dikatakan benar
Tanpa peduli apa yang yang akan terjadi, untuknya terhadap yang dilakukannya
Menyakiti, tersakiti, menginginkan kebahagian yang mungkin tiada
Apakah hidup itu ....
Menggigil sang jiwa menatap jingga bergulir diakhir senja.....
Entah kapan datangnya sang  akhir itu
Jiwa menahan tabir yang tersentakan
Dimana semuanya mempengaruhi rongga yang mendesir disekujur tubuh
Mencabik cabik ......
Mengalirkan desiran perih penuh nanar

Jumat, Oktober 21, 2011

Sesuatu yang terasa


Tlat habis kata dalam sudut bibir yang mengambarkan arti tentang sebuah getaran sukma dimana pencarian celah mengapai titik jawab pada sebuah bersitan yang mendesak. Rasa untuk sebuah hal yang tidak diketahui meski mungkin diketahui atau bahkan lebih dari ketidaktauan barang kali juga menjadi sebuah ketidakingintahuan.
Perjalanan hari saat sang surya perlahan menghangatkan bumi, membangunkan jiwa-jiwa untuk mencari arti atas kehidupan yang mesti terjalani. Tapi tidak dengan jiwa ini, setiap jengkal nafas yang terhembuskan membawa tanya tentang apa yang sedang terasa dalam lenung jiwa, menghantarkan pekat dalam benak bersama titian waktu, tergelutilah tanya, tercumbuilah rasa, tapi tak diketahui apa yang sesungguhnya arti sentakan yang ada. Hangat mentari itu terasa menyentuh meski tak ternikmati oleh tubuh, letih menahan sebentuk getaran diantara ada dan tiada.
Terus melangkahlah sang waktu membawa jiwa serta tubuh dalam ruang yang berbeda, menatap terang sang mentari, terliat hanya dipelupuk mata. Diri menahan sukma atas getar yang tak kunjung hilang, atas rasa yang tak kunjung terketahui atas jiwa yang entah apalah. Benak hanya bertanya apakah sesungguhnya terasakan, makna. Kelabu semakin memeluk erat tanpa bisa menolak untuk meniadakan, syair peredam jiwa tak terlontarkan. Terteriakanlah kegalauan jiwa ............. Apakah gerangan.
Remasan demi remasan semakin terasa, semakin tak terurai..... tapi mengurai raga dan jiwa kedalam semakin dalam pada ketidak tahuan yang mendesak.  Sendiri .... 

Rabu, Oktober 19, 2011

Sentakan dalam dada

Tak pernah kau tau betapa sentakan ini begitu menyesakan terasa
Meskipun diriku sendiri tak tau mengapa hal itu ada dalam lenung jiwa
Sebentuk rasa yang entah apa namanya...
Tak penah kau tau apa arti yang terasa sedangkan akupun tidak
Apa yang ada tergetarkan dalam jiwa yang membayangi setiap rasa yang berserakan

Gundah menyeluruh
Mencumbu tubuh yang lunglai
Dimanakah arti, dimanakah apa yang tergali dari sebuah rasa yang merajai jiwa
Tiada ada ...
Tiada terjawab...
Sesak menekan dada
Mendesak perlahan membunuh jiwa..
Hantarkan hitam semakin hitam dalam titian yang tiada

Tak pernah kau tau mengapa hal itu ada... sedangkan sebetulnya tak ada
karena apa yang ada belum tentu sesungguhnya ada
Akupun tak tau mengapa ada, dalam lenung jiwa pada sebuah rasa ....
Sedangkan semua telah menghilang jauh .....
Sedangkan semua telah tak mungkin terjamah dalam sebuah sentuhan jemari

Terasa apa yang terasa ..
Menekan terus menekan...
Sesak semakin dalam...
Tersadari tak menyadari untuk apa terjadi dalam diri

Minggu, Oktober 09, 2011

DAN

dan pergilah kealam itu
temui apa yang ingin kau temui
Cumbui apa yang kau cumbui..
Raih lah apa yang ingin kau raih
Jangan biarkan rasa itu mengulung diri
Menyeretmu dalam hampa hati
dan pergilah kealam itu
Pasrahkan akan apa yang terjadi
Dimana hari ini bukan mimpi tapi esok tetap ilusi
dan pergilah kealam itu
Karena mungkin apa yang kau ingini akan terjadi
Pergilah dan pergilah...
lepaskan diri dari raga, lepaska penat yang selalu terasa didalam ronga dada
dan pergilah dan pergilah....


Katakanlah

Katakanlah pada aku Tuhan... tentang gelombang yang terasa menyesakan dada
Atas aroma yang tak ingin kutebak dengan salah
Katakanlah pada aku Tuhan .... dengan jelas ... bukan bersitan yang selalu mengoyahkan jiwa
Katakanlah pada aku Tuhan ... katakanlah pada aku Tuhan
Jangan kau beri kebimbangan semata
Aku tak ingin kelam hinggap dalam lenung jiwaku...
Aku tak ingin luka kehidupan yang ada semakin membunuhku
Katakanlah pada aku Tuhan ... atas tusukan yang mencabik sukmaku
Katakanlah pada aku Tuhan... katakanlah ...........................

Sabtu, Oktober 08, 2011

Masih

kupandangi seraut wajah meski lewat layar kaca
Masih kurasa bait kata terdahulu
Kutelaah senyum manis itu...
Indah sepintas tapi pedih didalam
Untaian rasa yang tak terungkapkan....
Yang pernah kurasa manis kecupan indah bibir itu
Kutelaah ... bait wajah bisu
Apa sebernarnya yang terjadi
Sehingga batin terhenyakan meski engan
Mata itu tak beraura...
Tiada sedikitpun cahaya
Pekat dalam melekat jauh kedasar
Tak dapat tersentuh ... meski mencoba menyentuh

Terpandangi gambar mati sang hati
Memang suatu rahasia hati...
Tapi keindahan yang ingin teringini bak sebuah mimpi tak tersinggahi...
Mengapa begitu nanar jalan hidup yang terlukiskan..

Sungguh tak bisa kusentuh lebih dalam
Hanya samar yang menengelamkan
Dalam tatapan nanar jiwa

Sore disaat langit mendung

Sudut mata dipenuhi kelam langit hitam
Serta gemuruh suara mesin kendaraan... yang memekikan telinga
Tung tung ..tung ... suara es tung tung pun menyemaraki suasana
Beberapa ekor semut hitam mundar mandir .... entah apa yang dicari ...
Kusandarkan tubuhku pada tembok disela ruang....
Apa yang ada dalam hati ini serasa lenyap ...
Hanya menyisakan kekosongan jiwa....
Sesak yang menekan ....
Gemuruh hanya terdengar telinga atas kehidupan dunia yang fana



Kunikmati setiap tegukan kopi ....
kupandang jauh awan hitam ....
Kenapa kau sembunyikan sang mentari ...
Sehingga tidak indah sore ini
Mengapa kau tak turunkan hujan bumi ini
Biar sejuk terasa tubuh ini

Kupandang lekat .....
sambil menikmati kopi hangat yang perlahan dingin
dengan irama hati yang kosong ...

Sakit otak

Ingin kurebahkan diri sejenak....
Meski luruh jiwa itu belum tentu usai

Tekanan yang ada semakin menekan dalam
Membuat sukma melayang layang
Tiada tentu atas arah ia terbang
Letih ... dengan hembusan nafas yang dalam

Bersama rintik hujan yang menghujam
Mengapa ada risau jiwa yang tercumbui hitam
Menyeretku dalam kelam
Menelanjangiku ...
Memperkosaku
Pada kehidupan yang sesak .....
Apakah aku berbeda dengan mereka....
Atas setiap getar atas panggilan jiwa...

Saat gelap menyelimuti altar bumi

Mata memandang kelam altar dunia
Ramai terliat kasat mata
Kelap kelip duniawi
Menutupi akan jati diri
Lupa hati ...
Nafsu yang dicumbui..
Mengindahkan sisi kemurnian hati
Mencengkram dalam ....
Menghenyakan sukma yang merintih
Membodohi yang terasai

Dan

Kuterjaga dipagi ini
mendung menyelimuti bumi
seiring irama jiwaku yang mengundang rasa
Entah mengapa kau masih ada
Padahal kibasan sembilu pedang mengores luka
Buat apa terasa ... jika yang ada hanya fatamorgana
Kuterdiam menekan dalam asa
Tapi sukma terbang tak diam
Dinding kosong sebuah ruang
Kupejamkan mata menelaah ...
Tiada ....
Kutak kuat masuk jauh lebih dalam

Dan

jangan hanya kau liat aku
jangan hanya kau pandangin aku...
karena takan luruh rasa ini
jangan kau hanya menatap
tapi dekaplah aku
agar luruh rasa jiwa ini meski hanya sesaat



.................


Akhirnya nekad Juga

Rasa itu menekan semakin dalam
telah kucoba kupungkiri sekian lama...
BUat apa ada..
Buat apa masih menjelma
saat hadir menyentuh jiwa

Kupandangi seraut wajah jingga
Masih sama kutemui berkas yang ada
Pada nanar jiwa dan senyuman
Keindahan atas sunggingan tak sebanding nanar yang terkuak dari mata
Mengapa...
untuk apa aku menelusuri dalam
Bukakah itu telah menjadi bait lampau
Masih terdiam tanpa bekas
Hanya menatap tak berarah
Tak menemukan jawab ... atas mengapa?

Surya itu takan pergi



Surya itu takan hilang
Meski ia tak terliat pandangan
Surya itu takan pernah pergi
Hanya diri yang merasakan
Surya itu selalu hadir tanpa diminta
Menghangatkan kehidupan

Jika dia pergi sebetulnya dia tidak pergi
Dia menghangatkan sisi lain pada dunia ini
Jika dia pergi sebetulnya dia memberi sesuatu untuk kehidupan ini
Dimana kelam itu hadir, Dimana rembulan redup yang terliat
Dimana kehidupan beristirahat
Dia tidak pergi, Dia hanya memberi keindahan untuk sisi lain dari kehidupan
Untukku kita untuk semua untuk kehidupan dunia...


Senin, Oktober 03, 2011

Mungkin saja


mungkin indah dunia itu
saat semua kita rasa indah
bukan dari sebuah fikiran yang membuat hal itu terjadi...
tapi lebih jauh dari apa yang kita rasa
fikiran adalah kesemuan
Dimana saat kita emosional ... maka hilanglah keindahan itu
Sirna bagai debu tertiup angin
Sedangkan bila kita rasa melalui hati
Keindahan itu akan abadi
Karena hati sungguh murni dalam merasa
tiada yang membebaninya bila sudah mengapai sebuah damai
Keihklasan dalam menjalani
Tuk sebuah rasa bukan yang terliat dalam kasat
Mungkin...

Dalam Gelap

Diantara kegelapan tertemui kedamaian
Diantara kedamaian belum tentu itu sebuah kegelapan
Apa yang terasa adalah makna atas yang ada
Tanya akan sebuah getaran sukma
Menguak seluruh segi tanpa bisa terjabarkan
Menerawang, mencari
.................
Henti tiada terhenti, meski nanar hati mencabik diri
Mahligai indah duniawi, tak terjamahi
Kalkulasi gema dalam getaran sukma
Tak terkuak saat tersimpulkan oleh fikiran
Mungkin benar, mungkin tidak
Arah kemana sang hidup dalam penentuan pada sebuah getaran yang terus mengoda jiwa raga
Hanya kelam tertemui
Tertatih ... mengapai hasrat gelora yang menerjang
Hitam, terpuruk dalam
................
Dalam gelam hitam kelam kehidupan
Bersama raga dan jiwa letih
Mungkin akan tertemui sebuah jawab yang dinanti
Sehingga tak ada andai ..... bila, jika, atau angan berserta mimpi
Semoga ...
Apa yang menjadi arti dari getaran itu dapat terjabarkan bersama kelam dalam gelap yang merengkuh dalam ....

Selasa, September 27, 2011

Sileut


Siluet . indah dalam pergulatan hati .,.
untuk sebuah makna....
Rindu dan pembungkaman
Antara apa yang ingin dijamah tapi tak mungkin terjamah ....
Tapi siluet itu menyisakan slide ...demi slide
Akan bayangan pada sebuah rasa yang tercipta
Meski samar.
tapi tetap membekas dalam lenung jiwa
mengumandangkan....
Diantara nyata dan pengharapan
Meniadakan apa yang mulai tercipta dalam benak
menusuk lenung jiwa...
menengelamkan hasrat pada sebuah khayal dan andai
Akan keindahan yang tercipta ... pada sebuah getaran sukma
Mengibarkan kerinduan yang terpedam dan terbungkam ....
Untukku

Hanya untuk karena

Hanya gambaran hati
Kata kata yang terangkai
Tiada mewakili seluruh apa yang tergetarkan
Pengambaran akan apa yang terlukiskan dalam lenung jiwa
Nanar akan keindahan makna jiwa
Bergelora
Berkobar....
Terjatuh ...
Tak bermakna.....
Tapi ...... dapat meredakan risau galau yang melanda
Kata yang terungkap tak menjadikan apa apa
Tak menjanjikan apapun
Hanya pengungkapan...apa yang ingin terungkapkan meski tiada terungkaP
Untuk jiwa
Untuk hati
Untuk rasa
Untuk apa yang tersendakan dalam dada
Untukku dan kehidupan yang masih terus berjalan


Karena indah itu penuh duri
Karena indah itu penuh liku
Karena indah adalah tantangan dalam meraih
Karena indah adalah sebuah rasa, kadang datang dan pergi berganti dengan berjuta rasa gemuruh yang menghenyakan ...
Karena indah itu semu
Karena indah itu damba .. pada setiap insan




Minggu, September 25, 2011

Jika kau


menjadikan semua yang ada dalam kehampaan alam semesta yang penuh ketidak berdayaan dalam menyikapi dan menelaah ...sebuah kata terangkai dalam mahligai hati penuh dengan gelora menguak kosong dalam hampa yang terasa pada sebuah titik kehidupan ... yang terlampaui atas sebuah hasrat manusia ... yang tiada akan pernah terhenti...

Jika... kau rasa...Jika kau memaknai ...
Mungkin kau akan mengerti titik hati
Dimana berjuta bersembunyi dalam lenung yang merasai
Tidak terdapat aral untuk menutupi apa yang sesungguhnya terjadi
Jika kau mau ...kau akan mengetahui ...tapi kemampuan seorang manusia akan lebih banyak menutupi
Isyarat hati dengan prediksi prediksi sang otak
Terpungkirilah yang benar...
Jika kau pendam ...Apakah itu akan berarti
Belum tentu diketahui
Baik buruknya sebuah rasa... itulah kemurnian yang terasa
Teriakanlah irama, nada dalam bentuk sebuah kata meski sumbang yang tetuangkan
Jika kau tau ....jika kau anggap itu benar
Dimanakah keindahan sebuah rasa .... bila tidak kita pahami apa arti rasa itu sendiri

Minggu, September 18, 2011

Untuk hidup dan perjalanan hidup

Tertulislah sudah apa yang terjadi
Atas hidup kehidupan manusia
Dimana langkah adalah makna yang telah terjadi
Tertulislah apa yang terjadi
Lembar demi lembar
Terurai berpadu dalam sebuah bait atas makna yang bergejolak dalam jiwa

Mengapa ...
Rangkaian itu ada..
Mengapa
Terlukiskan dengan kata
Mengapa ....

Masa adalah bagian dari sebuah perjalanan
Apa yang ada dalam kehidupan adalah takdir bila telah terlalui
Tiada yang mampu tersesali ...
Karena telah terjadi
Beranjaklah untuk sebuah mimpi yang sudah ada atau akan terangkai
Karena nafas masih ada
Karena ritme kehidupan masih terus berjalan meski apa yang tertapaki masih penuh luka dan perih

Tiada ...akan ada yang kan mengerti ... hanya diri kita sendiri
Tapaki meski nanar luka penuh mengores dan terus melukai
Untuk apa....
Tiada untuk apa..
Tidak untuk mereka..
Tidak untuk siapapun
Tapi ...
Untuk kita.. belum tentu juga dapat ditemui

Terangilah yang dapat diterangi..
Meski terasa kelam dalam mencari
Nafas masih menyertai..
Tinta hitam dunia ... masih harus ditapaki
Tegar tidaknya diri, dimana tetes air mata akan menemani.. bersama rapuh sang jiwa mencari
Atas diri, atas hati, atas mimpi, atas mati .... untuk kehidupan duniawi ...yang belum terhenti

gelora atas ritme jiwa

Taburkanlah aroma
Dalam kebusukan luka sang lara
Menginsyaratkan atas pemendaman risau jiwa
Tak perlu terteriakan ....
Tak perlu menjadi sebuah tembang
Biarkan tetap ada dalam lenung jiwa yang perlahan menyayat kalbu jiwa
Tak terungkapkan
Senyum pereda gejolak
Meski lara mendidihkan sisi desiran sang raga
Tapak yang ada atas pijakan dunia
Jangan biarkan mereka tau
Hanya kita yang tau
Atas ritme ... pada sebuah gelora
Nafas yang terhembus tak menjadikan lara
Hanya gelombang lara yang mengiris sang raga
Teruslah bernyanyi walau tembang tak seindah isyarat hati
Karena mimpi belum terhenti meski lara membayangi



Senin, September 12, 2011

Terasa

Terasalah apa yang terasa
Semakin mendesak dalam lenung jiwa
Terpapar sang kalbu bernyanyikan sebuah tanya
Hasrat .... tak terjamah
Tak dapat meraba apa yang tergoreskan
Hanya sebuah pilu yang terbersitkan
Menginginkan apa ... tapi entah
Sekian banyak yang tercantum dalam degub ..
Hanya rasa .. tak terlukiskan meski samar
Getaran atas ritme yang berkesinambungan
Mengugah jiwa yang terletihkan mengutarakan tanya
Untuk apa..?
Mengapa ...?
Terlontarkan semakin lirih ...
Menekan dan terus menekan
Mendesak terus mendesak ....
Sesak hanya sesak setiap nafas terhembuskan....
Isyarat yang ada ... tetap samar terkumkum sang kelam ....

Rabu, Agustus 17, 2011

Mencoba untuk Ikhlas

Bersabarlah untuk sebuah perjalanan
Dimana akhir adalah kesimpulan yang di peroleh dalam setiap langkah yang terlalui meski penuh dengan ketidak berdayaan saat penerpaan itu menghujam tajam, menguak isi rongga jiwa ...
Keikhlasan menghadapi setiap jengkal gelombang batin dan kehidupan adalah inti dalam perjalanan yang harus terlalui meski apa yang teringini itu jauh dari apa yang telah tergariskan
Menjadi lebih dan lebih dapat menekan atas egoisitas emosional manusia
Mengumbar tak akan menghasilkan kebaikan malah akan menambah keterpurukan diri dalam limbah kelam kehidupan
Mulai lah beranjak untuk sebuah kepastian akan akhir yang harus diperoleh..
Ujian adalah sebuah kenaikan grade dalam kehidupan dimana apa yang ada akan lebih keras lagi guna menjajaki kehidupan fana
Tetap mensyukuri apa yang ada meski lara yang terteguk dan itu merupakan berkah yang ada
Seimbangkan diri dengan berserah dalam kedamaian bersama Nya
Ketahuilah ... Jalan kehidupan itu entah masih panjang atau tidak ... tetaplah berusaha semaksimal bisa,,
Ciptakan cerita yang indah untuk diri, kehidupan sekitar dan yang lebih besar
Tetap menjadi dan menyukuri serta berikhlaskan apa yang tertemui .. agar hamparan udara yang terhembuskan terasa lapang

Selasa, Agustus 16, 2011

Feel U r Feelling

Dentuman jiwa atas lirik hati terhadap apa yang sedang teralami....
Terabaikan berserta egoistik jiwa yang selalu berkata "tidak"
Goresan kehidupan yang ada ... pada sebuah titik dimana pembuktian atas apa yang terasa itu memang berlaku ...
Manusia hanya bisa menerka, atas sebuat isyarat hati
Apa yang berlaku meski berlaku ..
Buah kehidupan atas sebuah perjalanan terhadap tatanan cerita yang mesti terangkai
Nyata adalah yang telah terlalui ... sedangkan apa yang ada didepan adalah masih sebuah misteri walau kadang terisyaratkan lewat hati yang kadang terpungkiri oleh diri
Kini apa yang tergambarkan sebelum sesuatu itu terjadi mulai menerpa
Menjalani apa yang harus terjalani meski diri kembali terpuruk dalam gelombang sang kehidupan
Tegar .. meski tegar dengan berjuta keikhlasan yang meski dipupuk terus dan terus walau kadang emosional jiwa mengoda untuk berontak dan membalas apa yang telah mencerca jiwa dan raga..
tapi .... kembali tersadari ... apa yang ada dan teralami adalah terpaan yang harus dilalui, bukankah kehidupan itu harus dilalui dengan penuh kesabaran dimana setiap grade untuk kehidupan itu penuh dengan ujian ...
sungguh kuingin melalui dengan segala keikhlasan atas segala terpaaan yang menghenyakan kehidupan
Tiada yang patut disalahkan, atas apa yang sedang terjadi tapi berfikirlah apa buah hasil dari yang sedang terjadi, untukku, untuk kehidupan untuk segala yang ada disekelilingku
Semoga dan semoga ....
Isyarat itu memang selalu terbukti untukku meski selalu kupungkiri, setengah kuyakini cenderung tak kupedulikan sampai semua itu terlalui....

Selasa, Juni 21, 2011

tapi entah dimana

Pada sebuah titik kini kuberada
Bak sebuah persimpangan
Pada sebuah titik kini kuberada
Yang tak dapat kugapai dan teraih
Pada sebuah titik kini keberada
Hanya mampu merasa tiada pernah dapat mengetahui
Pada sebuah titik kini kuberada
Tapi entah dimana titik itu berada

Dendang jiwa aroma rasa
Diantara ketiadaan nyata terpandang hanya rasa yang bersayat memenuhi rongga
Dalam hentakan menyesakan dada
Mengeleparkan rongga sukma
Begitu mahalkan arti sebuah damai itu
Untuk kehidupan dan perjalanan penjejakan
Adakah apa yang ada dalam menapaki dapat teraih sedangkan asa yang terasapun belum terketahui
Jejali dengan segala pemungkiran hanya untuk mengindahkan arti bersitan sukma
Tak mengerti sungguh tak mengerti
Hanya sesak yang mengelorakan jiwa menghempas dan menghempaskan

Minggu, Juni 19, 2011

Kau ada Tapi Tiada


“Sebuah catatan atas risau jiwa yang menginginkan sebuah damba atas mahligai indah dunia”

Hari terus berganti, dimana beberapa musim telah berlalu, liku kehidupan terus hadir menerpa dan menerjang, Kehidupan terus berjalan meski merangkak, tertatih mencoba menapaki meski gamang raga menjejaki altar dunia, bersama perih atas luka yang terdalam berserta sayatan sayatan baru yang mengiris perlahan.

Berjuta catatan – catatan kecil telah terangkai dengan bermacam irama kepedihan yang terasa, memekikan aral yang mengema, meneriakan risau jiwa yang terhujam atas perjalanan kehidupan yang mesti terlewati walaupun tak teringini.

Dendang jiwa terhadap kehidupan, dimana perjalanan terisi dengan berjuta tanya, berjuta jawab, berjuta kegalauan, berjuta keinginan, tapi hanya terhenti pada sebuah 1 (satu) titik yakni Damai, dimana akan terasa tapak menjejaki fana altar dunia, dapat menghirup udara meski tak segar, dapat menikmati keindahan meski buta.

Tapi tiada dapat terasa, keinginan itu hanya berwujud damba, dimana aral yang ada penuh menyesaki rongga dada, menghabiskan oksigen yang harus tertampung, membuat apa yang terasa menjadi sesak, serta dimana fikiran terpacu tapi tak menemukan jawab, terus mencoba menalar tapi tak dapat tertembus dengan teori yang terungkap membuat remasan yang maha dasyat dalam otak.

Mata hanya dapat menatap, hidung hanya bisa mencium aroma, bibir dan lidah hanya bisa berucap sepenggal kata, tapi hati adalah yang bagian yang terluas pada sebuah rasa atas mahligai kehidupan dunia.

Senin, Juni 13, 2011

Mungkin

Mungkin dunia itu penuh kekecewaan
Yang begitu memuakan
Mungkin dunia itu penuh pertentangan
Yang sangat menyakitkan
Mungkin dunia itu tidak indah
Yang terasa sesak dalam jiwa
Mungkin dunia itu tiada kedamaian
Yang begitu penuh dengan hampa
Mungkin tak mungkin
Mungkin tak mungkin
Tak mungkin... mungkin

Jumat, Juni 03, 2011

Saat malam tiba


Saat keremangan menyentuh diri
Disaat kelam menyelimuti
Tersirat sebuah keinginan
Tergambarkan indah dalam benak
Terlukislah guratan nadir diangkasa hitam
Altar alam dalam kesunyian malam
Dimana semua terasa dan merasuk dalam sukma
Hamparkan bersitan rasa pada goresan jiwa
Jauh sudah semua yang ada
Antara realita serta bayangan semu sang harap
Hanya mampu memandang, pada lukisan kelam sang malam
Hanya mampu mengiginkan
Karena apa yang ada hanya sebuah khayalan indah bersama malam
Tanpa dapat tersentuh ... dan hilang bersama tibanya sang awan hitam
Kunanti dan terus kunanti sebersit terang dalam kelam
Hanya malam hitam yang membuat jiwa menerawang jauh
Menjemput damba meski dalam bentuk hayalan jiwa

Senin, Mei 30, 2011

Kau bak bulan

Malam terus merangkak
Dimana sang bulan membuai indah dalam pandangan
Menerangi rapuhnya sang jiwa...
menyentuh kalbu yang terdalam dengan bersitan cahayanya
Kelam yang menyelimuti, benerang dengan hadirnya meski samar tak terjamah
Seperti halnya kamu
Menjadi penerang dalam lenung jiwa kelam
Memberikan setitik sinar dalam kegalauan
Membangkitkan gairah atas terbenamnya sang jiwa dalam hampa hitam dunia
Ingin kuraih, tapi kau bak bulan
Menerangi indahnya kelam tapi tak dapat tersentuh oleh sang raga
Tangan hanya dapat mengapai .... tapi apa daya jarak begitu jauh ..
Kau adalah keindahan dalam kelam kehidupan dunia atas diri ini
Kau adalah yang menjadikan mimpi terindah itu hadir kembali
Kau lah yang menjadi sinar atas kelam hati ini
Dan kau lah .... Damba yang tak terjamah meski kuingin menyentuh nyata

Minggu, Mei 29, 2011

Berfikir tentang sesuatu

Otak ini terus menghipnotiskan kata kata...
Dimana saat mata menangkap sebuah arti atas apa yang terliat
Berfikirlah sang diri mensingkronkan dengan rasa yang terjelma
Hingga timbul pertanyaan pertanyaan yang harus terjawab sendiri ....

Terdiam mencari jawaban dimana sang otak menerawang jauh mencari file file yang terekam ..
Semakin dalam semakin dalam, membuka file file lampau .....
Dimana semua tersatukan, untuk membentuk sebuah kesimpulan
Dinding dinding menemani serasa menatap dan menunggu

Tergambarlah sketsa atas hidup dan damba... seiring siluet yang tertangkap oleh sang mata
Silih berganti ... saling bertebaran dengan begitu cepat membuat sunggingan bibir terasa kecut ...
Ya mimpi mimpi yang tak terjamah, ke inginan ke inginan yang hanya sebuah khayal
Menantap kembali, merasuk jauh lebih dalam atas pahatan yang telah terukir

Otak terus berfikir, bersama keinginan serta harapan dan kenyataan yang tiada seindah apa yang tergambarkan dalam khayalan
Terbendunglah hasrat jiwa, bekerjalah sang otak untuk menutupi atas hasrat hati yang terus mengumadangkan irama indah, membuahkan pilu yang menyesakan
Pecahlah apa yang ada dalam benak, berserakan ... antara keinginan serta meniadakan
Terdiam memikirkan apa yang terabaikan adalah sebuah damba yang selalu... menjadi khayalan dan ketidak mungkinan..... diri atas kehidupan duniawi saat ini

ReJamaN




Gelombang itu hadir...
Merasuk dalam pancaran otak...
Terus merasuk ... membuat sekat sekat dan prediksi prediksi antara ada dan tiada
Sebuah kesimpulan yang dibuat atas selarasnya sang kehidupan yang terhampar dipelupuk mata dan terjalin serta terlaluiBegitu banyak yang masuk yang terkadang dapat di nalar maupun tidak, bersama kebodohan dan kemunafikan atas jejak kaki diri menapaki kehidupan fana terhadap dunia
Berteman diding kosong dan tembok penuh sekat yang mendesak diri ... tak bisa kutembus apa yang ada dalam gelombang yang merasuk dalam hati dan sukma...
Sendiri....
Bersama asap yang mengepul dari batang demi batang rokok yang setia menemani dan membuat lubang hitam dalam rongga dada yang kini semakin sakit terasa....
Terindahkan karena aku butuh sebuah damai .. yang kucipta yang belum tentu benar adanya...



Jiwa rasa yang suci dalam sebuah kemurnian
Terbekam sang otak yang terus mengeluarkan sinyal
Ya... tiada akan ada.. kubungkam risau jiwaku dengan segala sumpah serapan dan prediksi sinyal dari sang otak...
kemauan atas apa yang ada dan teringini.. adalah tiada, kemurnian adalah hampa yang menyesakan, pengharapan yang indah adalah buaian semu sang kehidupan...
Kuhisap dalam batang demi batang sang rokok... kunikmati sesak yang yang terasa ...
sendiri dalam tembok yang mengukungkumku dalam kelam sang malam...
Tiada tersentuh ... oleh diri.. kemana apa yang teringini... hanya mengerti untuk merejam sakit ... dan menghempaskan damba murni akan rasa yang terjelma..

Kau melati




Kau putih
Indah serta harum semerbak
Suci murni
Kuhisap dalam sari ... wangi yang kau tebarkan
Memabukan sehingga ku ingin merengkuh
Suci dalam benakku
Mengikat dalam kaidah sukma yang menginginkan
Kau melati putih mewangi
Hati telah tertaut padamu
Tak ingin selain kau terindah menemani
Atas akhir kehidupan yang akan terakhiri
Lembut kau sentuh....
Damai kau merengkuh...
Kuabadikan dirimu dalam lenung jiwa yang terdalam
Takan pernah lekang oleh sang waktu yang membuai dan menerkam
Meski nyata adalah tiada....
Kuhanya menatap jingga ...
Desah nafas menekan lara... atas getaran sukma yang merasa
Indahmu abadi dalam sebuah sisi arti diri
Putih semerbak sucimu adalah sebuah mimpi ... atas hidup diatas muka bumi
Kau melati... kau melati .... yang tersembunyi entah dimana
Kau melati suci harum dan mewanggi kudamba kau sampai mati

Minggu, Mei 15, 2011

Salahkan


Salahkah bila khayalan itu ada
Terus menerus menghujam raga
Salahkah damba itu mengelora yang tercipta atas bayanganmu semata
Salahkah aku akan rasaku yang berkhayal tentang indahnya cinta
Merajut dalam mahligai dunia ....
Salahkah aku bila aku berharap dan memohon

Luka yang ada dan terjalani membuatku terhenyak dalam dinding kehidupan
Mencabik dalam jiwa
Memupuskan kekuatan yang terdalam
Terpandangi dinding dinding tertulis berjuta kenaifan diri

Salahkah aku ... atas rasaku
Yang selalu menginginkanmu menjadi nyata dalam tabir hidupku
Atau cinta itu salah, atau cinta itu hanya sebatas khayal
Sungguh aku ingin merasa tabir indah kehidupan duniawi ... yang menghasilkan damai jiwa
menghasilkan kebahagiaan ... sehingga dapat kujejaki dunia dengan tegar...

Salahkah aku bila aku mencintaimu dan dirimu hanya dirimu ....
salahkah ..........

Rabu, Mei 11, 2011

in my b day

Bukankah cinta itu sebuah rasa yang indah
Dimana hasrat begitu mengebu seperti menembus awang - awang
Bukankah cinta itu pemersatuan hasrat ...
Tapi apakah cinta itu diperlukan oleh sang jiwa
Bila apa yang ada
Bila semua yang terjelma hanya sebuah angan belaka
Sehingga tiada mungkin dapat teraih dengan indah dalam dekapan nyata
Bukankah cinta itu indah .... Tapi bukan buatku

Kisah apa yang ada ...
Kisah apa yang tertulis dalam kehidupan
Yang telah terjadi maupun yang akan terjadi
Tertutup sudah hasrat ini menjadi mati
Pada sebuah keinginan yang selalu menjadi nanar diri
Menginginkan meniadakan gema yang terjelmakan dalam dada
Meski kemunafikan selalu akan mencengkram jiwa
Untuk sebuah hasrat yang tiada akan pernah ada...

Kau yang memang yang termaknai dalam hati
Untuk sebuah akhir dari rasa yang diingini
Tapi indahnya mimpi itu tak terlandasi dengan hakiki yang terjalani
Mimpi ..... menghujamkan perih yang mengiris....
Tiada kusalahkan mengapa semua ada....
Mungkin rasa adalah rasa dan tetap menjadi rasa dalam jiwa yang tiada

Selasa, April 05, 2011

kuakui

Kuakui rasa itu selalu hadir dalam diri
Meski saat ini kuterdiam ...
Meski aku tau rasaku itu tiada arti untukmu
Kuakui kau terlalu indah untuk kucintai...
Kuakui kau adalah dambaku
Meski hanya bersemayam dalam indah mimpi
Kuakui apa yang kurasai
Karena rasaku bukan rasa yang sesaat lalu pergi
Kuakui kau yang menjadi segala bentuk khayalku
Meski kau anggap aku menodai
Kuakui klau aku membutuhkanmu
Tuk menemaniku disisa hidupku
Kuakui aku sangat menginginkanmu... bukan sebentuk khayalan semu dan mimpi indah yang datang dan pergi
Kuingin abadi bukan sekilas dan berlalu
Kuakui kau yang teringini dengan sejuta harapan menjadi pahatan kehidupan nyata duniawi
Kuakui asa ku cintaku .... meski kau menepiskan lalu berlalu dan pergi

Tegarlah wahai diri

Pandanglah dunia jangan dengan hati
Landasilah dengan reality atas kehidupan yang terjalani
Apa yang teringini dan menjadi mimpi itu tiada mungkin akan hadir menemani
Sejauh mencoba tuk meraih, sejauh itu pula tenggelam dalam lautan fantasi
Tegarlah wahai diri
Ada tidaknya keindahan itu harus tetap terjalani meski penuh dengan segala kemunafikan yang mendasari
Bukan demi kau ... tapi lebih jauh untuk jiwa jiwa yang menjadi tanggung jawabmu
Korbankan segala apa keinginanmu... karena itu memang sebuah mimpi indah dalam kehidupanmu
Tak terkatakan kalau tak boleh menginginkan kedamaian untuk dirimu wahai diri... tapi kau harus terima bahwa apa yang nyata untuk kehidupan memang tiada ...
Tegarlah wahai diri
Dekaplah damai indah itu walau hanya sebatas angan
Mimpilah ... karena hanya itu yang dapat teraih
Berhentilah untuk mengejar segala apa yang teringini... karena abadi rasa itu masih akan termiliki sampai nanti meski, nyata tiada menghampiri
Tegarlah wahai diri
Hidup ini belum berhenti, meski perih selalu tercumbui disaat batin menginginkan indah duniawi
Jiwa adalah pemimpi, bersyukurlah masih ada mimpi yang membayangi ... walau lara yang tertemui
Setidaknya masih memiliki rasa untuk sebuah asa
Tegarlah wahai diri
Lihatlah realita yang telah dijalani
Telusuri lagi lebih dalam atas kehidupan yang telah terpahat dalam altar duniawi
Apa yang pernah terjalani dan teralami
Mengertilah ....
Tegarlah wahai diri
Korbankanlah segala angan dan mimpimu ... hilangkanlah dari dasar hati
Karena bila memang telah di gariskan tiada takan mungkin pernah ada
Atas indah damai terhadap rasa dan asa yang tercipta dalam sukma dan menyeluruh pada raga

setitik penyejuk jiwa

Setitik penyejuk jiwa damba hati
Saat terasa dunia tertikam perih
Melahirkan kesenjangan atas diri
Sembilu sembilu tajam melukai
Adakah ilusi itu tetap tercumbui
Indah sukma asa yang teringini
Titian hari atas harap yang membumbung tinggi
Tiada terhenti meski badai menghampiri
Jenuh jiwa jenuh diri .... hingga maki untuk hati
Sepi sunyi mencari jawaban pasti
Atas hasrat hati yang sedang merasuki
Untuk sebuah cinta kasih duniawi
Hamparan luas sang hati
Memahat indah cinta dan ilusi
Meski mencoba mengerti
Tapi hati selalu mengingini
Sebuah cinta bukan khayalan dan mimpi
Meski selalu berujung melukai diri

Senin, April 04, 2011

Nada jiwa

Adakah semua yang ada itu menjadi nyata
Sebuah cipta asa yang terasa
Adakah semua ini bermakna
Untuk hidup dan kehidupan
Adakah apa yang terasa kau rasa
Ataukah hanya semu atas panah asmara
Memang tiada pantas terucap
Rasa indah terdamba
Memang tiada pantas ... untuk rasa indah sebuah cinta
Indah itu hanya ada dalam benak...
Indah itu hanya dalam trah mimpi...
Indah itu hanya dalam hati
Kaulah yang memiliki segala yang tercipta dalam diri
Coba menaifkan diri mengatakan tidak tapi merasai
Jujur memang tak menghasilkan apa yang terindah
Tapi mungkin pahatan kehidupan tiada ada tuk cerita indah
Karena indah itu hanya diberikan sebatas angan
Menyentuh seluruh sukma mengalir dalam raga menjadikan semakin tiada







Atas sebuah jiwa kupersembahkan nada


Malam....
Menciptakan bayang indah akanmu
Yang menjadi tautan terindah dalam diri
Menjadikan segala gelora rasaku

Malam...
Bawalah aku tuk mengapai apa yang teringini
Kuingin menjamah...
Atas sebuah asa bukan sebuah angan

Malam...
Takdirkan aku tuk menatap indah dirinya
Bukan sebuah gambar belaka
Agar aku tau betapa indahnya dalamnya sebuah rasa

Malam sampaikanlah gelora jiwa
Malam sampaikan hasrat hatiku
Malam kusandarkan yang ada untuknya
Yang tercipta dari rasa yang menginginkannya ada



Tembangku atas rindu


Wahai...
Kau yang membuatku terpana
Menjadikan hasrat yang terindah
Wahai kau yang menjadi damba dalam jiwa
Yang terundung dalam duka yang terdalam
Aku tak tau mengapa aku memilihmu tuk kucintai
Aku tak mengerti sejauh mana makna hidup ini mengapa ku ingin mengapai bayangamu
Wahai kau wanita
Diri ini menginginkanmu atas kehidupan yang tersisa
Duhai kau yang membuatku jatuh hati
Dahagaku akan sebuah cinta
Atas cita yang selalu tertanam dalam benak...
Yang tiada dapat kuhempaskan
Duhai kau wanita yang telah menjadikan asa ini ada
Tiada kupersalahkan dirimu atas cinta yang mengelora dalam diriku
Karena apa yang hadir memang tak kusadari
Kukatakan padamu bahwa kucinta, dan tiada waktu yang dapat menghempaskan rasa ini
Ku ucapkan karena rasa itu memang ada bukan sebuah permainan atas lara yang ada
Dan aku merindumu bersama dahaga akan hangatnya cintamu...

Kaulah wanita yang kucintai, yang membuatku terpana dengan cepat
Mengertikah kau ... risau hati yang tiada bertepi ... yang selalu ada hanya kamu... dan kamu...
Wahai kau wanita yang terindah yang ada dalam diri




KAU wanita



Kau wanita....
Kau yang ada ...
Walau tak terjamah dalam nyata...
Tapi aroma kehangatan itu kuidamkan..
Segala yang ada padamu adalah kudamba
Walau sentuhan sudut mata tak pernah menangkap wujudmu
Kau wanita dengan sejuta pesona
Aroma dalam dirimu yang membuatku tuk menaruh hati padamu
Meski kita baru bertemu
Tapii......
Hadirmu begitu mempesonaku
Tiada kuingin melepasmu
Tiada kuingin meninggalkamu
Karena cipta yang ada telah terpahat dalam sukma
Kuingin sangat kuingin kau nyata
Bukan mimpi yang tiada pernah terjamah sang raga
Kau wanita..
Kau kucinta
Kau kudamba....
Tapi ... masih tiada....

Sudut jiwa bersama temaram malam disebuah beranda





Duduk disini berteman angin yang berhembus, bersama segelas air putih ...
Menatap kelam atas kehidupan malam
Melepas letih atas waktu yang terlampaui, indah sukma mencumbu lara
Hadirkan malam yang semakin temaram diiringi irama hati risau jiwa mengiris perih
Benamkan diri tuk sebuah angan atas puncak hasrat yang mengelora
Hadirkan altar pembunuh sukma....
Mimpikan tentang keabadian yang indah tapi penuh duka
Menerawang entah kemana... jiwa terasa kosong
Menginginkan menjadi nyata ... apadaya hanya cumbui angan belaka
Waktu tiada menghampiri lebih terasa menjauhi, jamahan sang rasa mencipta suka dan duka tiada henti
Tak mungkin menepi karena telah menjadi aliran dalam diri
Hanya menjaga agar tetap menjadi, meski itu hanya sbuah mimpi yang menyayat hati
Hari ini esok lusa dan nanti semua takan pernah berhenti tuk mengapai apa yang menjadi damba suci
Meski apa yang terasa dianggap pelarian diri, tapi murni sang diri menginginkan atas mimpi indah penuh dengan ilusi
Teruslah termaki wahai hati, karena hidup tak mungkin terhenti sampai disini
Sampai ajal itu hadir dan menghampiri ciptakan khayalan semu yang menyeret mendekati
Disini bersama hembusan angin malam pada sebuah beranda
Kuciptakan nada walau tak seindah sang pujangga yang merangkai kata pemuja
Tertitiplah salam rindu yang mendalam atas sukma yang tak mampu menjamah
Getaran ini adalah getaran indah yang tertanam dalam begitu dalam
Membuahkan angan serta mimpi atas kehidupan, dimana maut siap menjemput dengan cepat
Sadar atau tidak tersadari tapi apa yang telah terukir dan terucap berasal dari lubuk hati dan bukan sebuah permainan duniawi
Hembusan angin itu terus menerpa ... menyentuh, mengoyahkan raga
Jiwapun pergi entah kemana .... melayang menempus dan terhempas....

(tulisan 40 menit)

Minggu, April 03, 2011

Sebuah kata jiwa






Teruntuk cintaku – 3 April 2011 (00.32)
(sebuah kata dari Hasrat rasa manusia)

- Prolog -

Getaran jelmaan keindahan
Tiada munafik
Sebuah rasa hasrat jiwa
Meskipun berbentuk angan
Rangkuman lukisan batin terhadap kumandangan pancaran asa
Murni ...putih serta tulus dan suci
Jamahan getaran terhadap hasrat yang terpahat
Membuahkan keinginan atas angan tak terbendung
Menjadikan rona indah tak terjamah
Tiada munafik tertuangkan lewat kata menjadikan nada nada atas irama kehidupan
Benar tidak benarnya Asa itu tetap sebuah Dogma keinginan teringini pada diri setiap insan
Itulah cinta... menjadikan manusia ada dan tiada,
Menapak serta gamang pada perjalanan langkah hidup
Tiada terpungkiri tak ingin memungkiri hanya mengambarkan rasa cipta karya sang jiwa




- Aku dan rasa ku terhadap angan atas jiwa yang menginginkan Indahnya cinta –

Dimana apa yang ada atas sebuah hasrat itu selalu terindamkan dalam bentuk angan, tertanam jauh dalam lubuk hati, terukir, menjadikan sebuah kisah atas hidup yang terjalani. Mengerti dan tidak di mengerti, mengapai meraih keinginan yang terlandasi pada sebuah getaran halus sang jiwa, menyadari meskipun lebih cenderung tak disadari tentang kehadiran bersitan jiwa terkumandanglah asmara membara memupuk sebuah dilema, tersayatlah sang batin dimana setiap rasa itu hadir dalam lenung.

Dari sekian banyak yang terlampaui atas nadir kehidupan, insan manusia selalu mencoba meraih makna akan diri untuk kehidupan terhadap landasan yang mencoba tuk digapai, lewat sebuah khayal indah yang membuahkan hasrat serta gelora yang tak dapat disangkal dan dihentikan oleh sang nalar, begitu banyak keagungan yang terangkai, lewat kata ataupun sebuah sketsa, banyak gelora suka senang tergambarkan dengan jelas meski kadang samar. Jiwa jiwa rintih akan keindahan yang menghujam raga menyeluruh. Tersampaikan terus terungkapkan meski arti yang ada belum tentu dapat teraih dengan nyata, mengerti atau tidaknya insan tetap meraih meski apa yang teringini teraih perih tapi itulah dunia atas kehidupan semesta.

Jiwa menginginkan, bak haus sang dahaga untuk meraih sebuah asa yang ada... jauh melangkah jauh meraih jauh pengapaian kadang tidak diperdulikan hanya ingin meraih walau tiada terpedulikan, hasrat hasrat yang meregang kosong serasa tak bernyawa tanpa tujuan yang lain selain mengapai dan terus mengapai, hidup dalam perjalanan pencarian asa (cinta) benarkah akan hal itu ataukah asa itu hanya sebuah fatamorgana, dentuman dentuman yang ada bak bom yang siap untuk meledak serta akan meluluh lantahkan segala yang ada dalam diri bila tak teraih .... khayalan demi khayalan indah membawa duka tercipta, menganggap takan bisa hidup tanpa terengkuhnya sebuah asa (cinta) atas kemurnian yang terpahat dalam dada, tak bisa tersentuh hanya dapat terasa ....

Naiflah sang diri bila merasa bila tak terlandaskan dengan nyata, terpendamlah sang sukma, terkuburlah sang raga, tiada gairah dalam menjalani hanya terasa bersitan perih sang hati, mengalir pada sentakan jantung memompa sang darah pada setiap sudut tubuh. Tiada tempat berpijak hanya terasa gamang dalam menapaki rimba kehidupan. Nyeri yang ada tiada dapat terlukiskan oleh kata, gelap sudah perjalanan kehidupan yang nyata, keindahan yang semula begitu indah berbalik membunuh perlahan sang raga dengan sayatan-sayatan tipis pada hati dan terasa sakit menyeluruh dalam raga. Buram sudah kehidupan dimana hidup serasa bagai terhenti. Dasyat sungguh dasyat hasil cipta rasa atas asa (Cinta) dapatkah terhenti begitu saja ..... TIDAK .... karena bila rasa itu telah hadir dan memang benar hadir serta tulus dirasa. Rasa itu tak mudah udah dihilangkan bahkan mungkin tak dapat di hilangkan sampai ajal menjemput raga.

Tertulis apa yang ada, tergema apa yang tercipta mencoba menghadirkan bersitan yang mengelora, meskin nada yang terlahir adalah nada pembunuh sukma. Pijak kaki tak menapak untuk mencari jawaban atas risau yang melanda ... untuk apa ada untuk apa tercipta mengapa begitu terpahat dalam pada sebuah sukma sanubari jiwa. Hanya kata hanya kalimat menjadikan semua terasa nikmat meski tiada sama dengan seluruh yang terasa tapi... merupakan gambaran samar yang tercipta.

Disini bersama racun dunia (rokok, cappucinno) dan Sebuah Laptop yang setia menemani diri yang terkumkum dalam keinginan atas keindahan dunia hasil dari cipta rasa yang indah meski hanya sebuah khayal bagi diri. Telusuri makna yang ada pada setiap insan tentang apa sebenarnya makna hadir rasa itu, mempelajari dengan seksama tapi tetap saja tiada kepuasan didapat... tengelam terus tenggelam karena keinginan itu semakin menghujam ... tiada yang salah atas apa yang terasa, tiada yang salah atas apa yang menjelma karena semua adalah murni terasa, meski masih dalam sebuah angan belaka, hidup memerlukan sebuah mahligai keindahan sehingga tercipta sebuah kedamaian dan pada akhirnya akan mampu menjejaki kehidupan serta menantang segala aral yang melintang dalam roda kehidupan.

Waktu terus berlalu masih saja sibuk dengan keinginan diri, tiada naif damai itu sangat teridamkan dimana setiap insan memerlukan insan lain tuk menemani setiap gerak dalam langkah kehidupan, tak mungkin menjalani sendiri karena hidup penuh dengan suka duka dan dilema, Manusia adalah insan yang lemah meski tertulis mahluk paling sempurna, dikatakan lemah karena manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lain.
Dan aku adalah seorang insan dengan segala kekurangan yang begitu banyak dimana dilema kehidupan ini cenderung kutelan sendiri, tiada yang sempurna pada diri hanya sebongkah tubuh berisi dengan peluh dunia yang terangkum dalam jiwa yang merana... tertulis hanya dapat tertulis meski tulisan penuh dengan segala aral, karena itulah yang terasa sukma dan jiwa. Bukan tak menyadari akan kaidah diri dalam menapaki arti kehidupan ini, tapi hanya ingin mengetahui apakah tiada akan pernah ada damai
kehidupan atas rasa yang mengelora itu terasa dalam setiap jengkal hentakan nafas dengan nyata... indah sungguh indah dalam angan tapi terapan dalam kanvas kehidupan itu tak ada....

Waktu yang ada mungkin semakin akan tiada lagi, diri hanya dapat memandang... diri hanya dapat merasa.... diri hanya dapat berangan tuk meraih sebuah damai indah ciptaan rasa yang terwujud pada sebuah asa (cinta)

Rasa hadir
Rasa menjelma
Rasa terpahat dalam lenung jiwa
Berkumandang ...
Bergelora ....
Terus dan terus ....
Menjadikan hasrat yang begitu besar
Rasa itu ...
Jiwa ini ...
Menginginkan ...
Bukan sebuah angan belaka tapi nyatalah yang ada
Titik titik noda...
Nadir jiwa yang menyeluruh
Bertasbihkan asa yang terindah
Hanya khayalan semu yang teraih... mimpi indah pada setiap langkah
Timbulah kemunafikan, pemungkiran apa yang ada dan tercipta
Peredaman gelora yang terasa .... menghantarkan sukma meregang dalam dilema
Mungkin benar bila kemurnian asa itu tiada dapat dipungkiri, tiada dapat dihempaskan dan tiada dapat dilupakan serta ditiadakan
Indah damba, indah khayalan, indah damai mimpi atas asa untuk insan insan yang diberi oleh Nya....
Tapi ... entah buat diri ....
Tapak ini masih tertapaki ... indah damba itu masih memenuhi diri, membawa kealam bawah sadar..
Tak urung sang raga terlempar perih... dinding dinding kosong dicumbui...
Sudut sudut sepi kehidupan adalah teman sejati diri ...
Tiada naif terasa dan menjadi khayalan indah dalam setiap waktu meski hanya gambar yang menemani...
Pembuktian itu telah terbukti ... Putih suci asa itu hanya merupakan khayalan indah semu atas kehidupan ...
Bukan buat kalian tapi buatku ...
Kudapat memberi, aku dapat membuat tapi tak buat diri
Jalani terus menjalani meski hujaman menyeret dan menyeret kedalam lembah lara .... tapi kemurnian asa itu tetap termiliki.. tanpa kemunafikan seperti yang pernah terucap dan takan pernah ingkar... meski cenderung tidak benar.
Waktu itu semakin sempit mungkin tiada akan ada hari esok tapi kata hati selalu berkata .... biarkan rasa itu ada walau hanya akan membuat dilema, biarkan segala kemunafikan itu hanya diri yang mengetahui tetaplah tersenyum walau setiap sudut pandang itu terasa nanar, landasilah dengan asa yang ada meski tak terjelma dengan nyata, walau hanya tercumbu lewat bayang semu tapi mungkin hanya itulah pahatan kehidupan yang telah tergariskan untuk diri.... biarkanlah biarkanlah... sampai ajal menjemput raga...
(21:27 wib)

Rabu, Maret 30, 2011

Tiada




Tiada .....
Tak ada.....
Apa yang terasa tak terasa...
Kemana
Terasa gamang tapak yang ada
Pergi ... tak terjamah
Hitamkan hari yang terlalui
Dimana ......
Hilang.....

Minggu, Maret 27, 2011

Ku Mohon atas apa Yang melanda


Ya aLLah dalam lenung sepi kupajatkan doa...
Memohon terhadap tapak kehidupan dunia
Sungguh begitu takut diri ini merasa....
Atas tapak kehidupan yang nyata



Ya Allah.....
Sujud hamba dalam kesunyian....
Mengemakan sayatan dalam lenung jiwa
Yang terus mengores dalam ..... atas rasa asa dan damba
Ya Allah....
Berkali kali aku memohon
Tiada kuasa hamba menahan....
Sungguh kekuatanku telah memudar...

Ya Allah .....
Kekhawatiran mulai tumbuh
Saat memejamkan mata.... mungkinkah saat membuka mata masih akan terliat dunia
Hatiku mulai galau....

Ya Allah
Rapuh raga jiwa dan rasa yang terasa
Gundah, Gamang menjejaki dunia...
Nadir yang di hasilkan sang asa... menghujamkan diri dalam keinginan yang melanda
Dunia atas keindahan yang penuh dengan dilema

Ya Allah
Setiap jengkal lafaz serta doa yang kupanjatkan atas permohonan jiwa
Nistakah keinginan itu, atau damba yang tercipta atas asa itu terlalu tinggi
Mengabaikan terus mengabaikan.... tapi keletihan selalu hinggap
Tiada kepercayaan lagi yang ada, hampa semakin terasa menusuk raga

Ya Allah
Titik nadir ini begitu menghujam
Salah .... atau Dosakah rasa itu
Mengharap damba dunia atas rasa yang memberikan damba dan harapan
Letih menaifkan diri atas tapak yang terpahati

Ya Allah
Indah yang ada Indah yang Tercipta atas sebongkah jiwa yang mendendangkan irama
Detik terus berlalu
Menit telah lewat
Tak terasa mungkin telah sampai usia
Gambaran gambaran itu jelas.... Tapi tiada ada untuk terjalani

Ya Allah
Goresan ini adalah sebuah permohonan
Jiwa raga dan asa ...... Atas damai yang teringini
Bila memang tak ada cipta asa itu menjadi nyata ....
Bersihkan diri ini atas asa dan damba
Matikan hasrat jiwa yang mengumandangkan keindahan dunia

Ya Allah
Biarlah semua tersimpan dalam
Biarlah semua menjadi pahatan terakhir dalam kehidupan
Atas diri yang selalu menginginkan tapi menaifkan

Ya Allah...
Hamba memohon atas kehidupan yang belum terjalani
Bukan hamba mengingkari atas apa yang Kau beri tapi Sudut perih ini sudah tak kuat menekan hasil cipta asa
Tak ingin Naif, Tak ingin memungkiri, Sungguh diri membutuhkannya ... mengharapkannya .... mendambannya
Dimana saat fikiran merasuk dan hati terpuruk serta raga berdendang membuat getaran sehingga jiwa terhempas
Mungkin lebih baik tiada, bahkan tak pernah akan ada lagi
Sehingga tiada harapan, damba, bayangan, untuk rasa

Ya Allah
Yang terbaik adalah MilikMu....
Apa Yang tercipta adalah KehendakMu
Hamba hanya memohon untuk apa Yang terjelma dalam diri
Ketiada mampuan Hamba... atas rasa damba dan menekan untuk segala kemunafikan yang terjelma
Jadikanlah hamba tiada rasa untuk sebuah asa yang selalu di damba


Amien.......

Kamis, Maret 24, 2011

sebuah perjalanan


Deru sang roda bergesekan antara besi dan besi
Membuat bunyi decitan..
Hiruk pikuk manusia tenggelam dgn apa yg ada dlm benak mereka..
Deru itu smkin menderu.. Meninggalkan sbuah kota.. Begitu jg dengan irama jiwaku..
Sesak yg menekan, atas gelombang aral sang rasa.. Yang membuatku melambung.. Menembus batas dan terhujam..
Terkapar,terhempas..tak berdaya diatas altar kehidupan..
Sesak smakin menekan..
Peluh bercucuran.. Batin meneriakan.. Diri meredam..
Deru semakin menderu.. Suara smkin jelas ditimbulkan bersama bertambahnya laju..
Otak smakin terasa sakit..
Menelan atas gelora yg ditimbulkan..
Semakin lama semakin tak terbendung..
Lirih smakin lirih...
Hanya pelan ku ucapkan..
Aku Rindu padamu Cintaku
Salahkah aku dengan apa yang aku rasakan
Salahkah aku dengan cinta yang tercipta
Salahkah aku.. Dengan smua yg ada..
Ku coba diam.. Menekan dalam..
Deru semakin menderu..
Membawa raga pergi.. Dan segumpal asa atas rasa..
Padamu ... Hanya padamu duhai cintaku
Sesak smkin menekan, remasan diotak smakin terasa..
Tapi deru itu tak peduli..
Antara sadar dan tidak hati kecilku berucap..
Aku tak kuat sungguh aku tak kuasa..
Kasihku

Senin, Maret 21, 2011

untuk sebuah rasa





aku ucapkan cinta karena aku cinta...
Mengatakan dengan seksama karena itulah yang terasa
Tiada apapun .... yang teringkari...
Bukan tak mau diam... bukan tak mau memendam dan bukan tak tau diri...
Pencurahkan, pengungkapan karena sungguh memerlukan hal itu....
Aku butuh cinta
Aku butuh kamu...dalam mengarungi hidup
Cinta itu perlu di ungkapkan agar di ketahui..
Cinta itu juga perlu di jelaskan agar di mengerti
Cinta juga perlu singkronisasi ... agar selaras
Apakah harus munafik dengan diam.... tapi sebetulnya menginginkan
Apakah harus memendam padahal hati selalu bergejolak...
Tidak ... lebih baik terjabarkan walaupun tercampakan...
Kurasakan apa yang terasa dengan segala ketulusan
Orang bilang kalau cinta itu tak harus memiliki....
Aku sudah muak dengan kata seperti itu ...
Bagiku merasa cinta karena sangat membutuhkannya, memerlukanya ...
karena letihku .... mengapai ..
Tak apa tercampakan ....
ku jujur akan diri sendiri .... sebab apa yang ada tercurahkan...
Banyak orang bilang jodoh pati lara ada di tangan Nya...
Tapi bila semua itu tidak teraih .. mencoba di raih ... maka tidak akan ada...
Apa yang ada didunia ini tidak akan dapat di raih dengan diam
Bila memang dengan diam akan teraih juga .. maka tak ada manusiapun bekerja keras untuk meraih sesuatu....
Aku cinta... sungguh aku cinta dan itu bukan dusta... dan mendustaimu....
ku harap kau tau itu wahai cintaku


Sabtu, Maret 19, 2011

Di ambang batas


Di ambang batas

tertahan ..... menekan dalam lenung jiwa
Mengejar apa keinginan atas sebuah hasrat diri
telanjangi hati ...
Ilusi ..
Menjejali.... atas damba keindahan duniawi
Hasrat hati mencari, sebuah asa sulit dapat terhenti
Nyanyian kidung mengalun, menyentuh sudut diri
Walau kini tak sendiri lagi,
Mengema damba.... tak pernah tertemui
Melepas lirih desakan hati, atas nyayian asa membumbung .....tinggi,
Sebuah kesempurnaan mimpi ...

Di ambang batas

Nyanyian semakin lirih.....
Telah tercurahkan ....
Lukisan, ukiran atas pahatan asa ... murni ...
Tiada kemunafikan ... hanya ingin merasa, seperti lintasan damba atas cerita indahan hidup
Hela nafas tersentak, kicauan hati bernyanyi ...
Ilusi ... atas asa penciptaan kalbu
Pilu, peluh mengulung



Diambang batas

Damba keinginan peniadaan berbaur dalam satu
Menghentakan, Menginginkan, Menepiskan
Raga bak ternoda
Pengemis asa pada jiwa yang merasa
Aroma tak terarah
Ta bungkam untuk mengungkapkan
Ta bungkam untuk mencurahkan
Ta bungkam menahan rasa
Tapi semua tiada
Ungkapan sebuah kejujuran jiwa, terliat bak peminta
Kegersangan jiwa menjadikan buta
Memuja ta henti
Mengagungkan ... untuk diri

Diambang batas


Tiada kekuatan diri
Sisa hampa mengulung raga
Ukiran rasa terpahat, dalam... membentuk wujud pada lenung jiwa
Pupus
Meniadakan tak semudah saat mengadakan
Ta perlu diungkapkan, ta perlu di lukiskan .... lagi
Lenung jiwa tetap merasa meski damba menghasilkan kerinduan atas hasrat
Sadari arti
Ilusi kehidupan .... terindah (cinta)

bila cinta itu sebuah Noda

Jika cinta ada sebuah noda
Yang mengotori setiap hasrat dan keinginan
Jika cinta Adalah kotor
Yang selalu membuat hitam lenung hati dan jiwa ini
Jika cinta adalah nadir kelam
Yang selalu menghujamkan raga dalam hitam
Mungkin setiap manusia tidak akan menginginkinkan cinta...
Mengharapkan sebuah rasa yang mengebu dalam dada....
Tapi cinta adalah hasrat yang selalu teringini dalam setiap insan manusia
Dimana harap damba....keinginan saling mengisi, saling memberi, saling menyayangi ....




Tapi bagiku cinta dalah sebuah Noda
Karena harapan yang ada itu terlalu indah ...
Terlalu cantik ..... terlalu memukau ...
sangat diingini hasrat jiwa raga ... menyeluruh dalam tubuh....
Cinta bagiku adalah sebuah pengharapan yang tinggi
Saking tingginya hanya bisa di pandang .... tak dapat terjamah
Cinta bagiku hanya ada dalam angan dan lenung jiwa dan mengujamkan... raga pada setiap getaran yang tercipta disaat hentakan nafas terhembuskan
tapi aku memerlukannya...
Aku membutuhkannya...
kurasakan cinta dengan ketulusan... walau itu sebuah noda dalam diriku
Kurasakan cinta dengan kesungguhan ... walau apa yang terasa tak pernah menyatu
Kutau dengan segala situasiku saat ini tak mungkin ada cinta untukku... tak mungkin keindahan itu ada seperti yang teringini.....
Bukan cinta yang salah ... tapi aku yang salah ... atas rasa .. atas asa... atas jiwa yang merasa... atas segala yang ada ....
Cinta adalah noda indah yang terukir jauh dari lubuk hati...
Cinta .... adakah kau kan kutemui.... ataukah hanya fatamorgana hidupku ini...

Selasa, Maret 15, 2011

Suratku untukumu


@kayu manis , 22:18
Teruntukmu yang ada dalam hatiku...

Wahai kau yang ada dalam hatiku, kuingin kau tau betapa kerinduan ini menghujamku...
Wahai kau yang ada dalam hatiku, kuingin kau tau betapa batin ini tersiksa ... bila tanpamu.....
wahai kau yang ada dalam hatiku, tak sejenakpun aku ingin melepas bayangamu... tak sedetikpun aku ingin kehilangan dirimu
wahai kau yang ada dalam hatiku ... kalbuku selalu medengdangkan irama, menembangkan getaran yang dasyat sehingga aku tak kuasa menahannya.... dan semua itu tentangmu...
wahai kau yang ada dalam hatiku ... luruhku atas asa ini yang selalu kupersembahkan padamu sebagai cinta atas ketulusanku ...
wahai kau yang ada dalam hatiku yang membentuk sebuah rasa cinta untukku, yang memanahkan gelora atas kalbu
wahai kau yang ada dalam hatiku .... sudah berulang kali aku ucapakan.. aku katakan dan entah berjuta kata yang kubuat sebagai persembahan atas rasaku padamu ... atas cintaku padamu .....
wahai kau yang ada dalam hatiku ..... jauh dari dasar hati yang paling dalam kucoba menuliskan sebuah surat untukmu....
Dimana setiap guratannya adalah pengambaran tentang rasa cintaku padamu, walau kutau belum tentu apa yang aku rasa sama dengan apa yang kau rasa padaku....
Tapi aku tak peduli akan hal itu....
Yang kutau aku merasakan hal itu ... selagi aku mampu tuk melukiskannya akan kulukiskan...
wahai kau yang ada dalam hatiku sebentuk cintaku telah kupersembahkan padamu,walaupun suratan takdir belum tentu akan tersatukan...
wahai kau yang ada dalam hatiku bersemayam indah dalam kalbuku...... kulayangkan bait kata ini, meski tiada indah.... tapi memiliki makna tersendiri dalam hatiku ....
wahai kau yang ada dalam hati sebagai cintaku yang selalu membuatku rindu bila tiada akanmu meski sedetikpun, sedetak jantungku berdebar... selalu ada kamu
wahai kau yang ada dalam hatiku....tulisan ini surat ini kupersembahkan untukmu ....
hanya untukmu sebagai pengambaran atas rasaku ... yang tak tertahan ...
wahai kau yang selalu ada dalam hatiku.... sungguh aku sanggat dan selalu merindumu...


olehku untukmu yang memiliki asaku ....

kutitipkan


kutitipkan salamku pada lembayung senja....
dimana sang mentari akan tenggelam ....
kutitipkan salamku pada deburan angin yang membawa pergi sang awan
kutitipkan salamku pada gemericik hujan
kutitipkan salamku pada bergulirnya sang malam...

Bukan aku tak dapat mengucap...
Bukan aku tak dapat menyatakan...
Bukan .....

Saat kutitipkan salam pada sang senja agar kau tau ... aku selalu mengingatmu diakhir hari ... dimana siluet yang ada membawa keindahan ... yang tak jemu untuk dinikmati layaknya wajahmu, dirimu dan apa yang ada padamu
Saat kutitipkan pada sang mentari ... bukan berarti akan menenggelamkan segala apa yang ada bersamanya tapi ... aku yakin sang mentari akan membawa kembali esok hari .... sebagai penerang dalam kelam, seperti dirimu yang memberi terang dalam kelamku, yang membawaku bangkit dalam ketengelamanku
Saat kutitipkan pada angin .... dimana dia dapat mengeserkan sang awan hitam menjadi langit yang terang dan indah ... seindah wajahmu dan senyummu wahai kau yang memiliki asaku
Saat gemericik hujan ... turun dimana dia memberi kesejukan, gemuruh yang ada mengingatkan seperti layaknya dirimu ... dimana kesejukan terpancar saat ku dekat denganmu dimana gemuruh asa ini .... selalu menyebut namamu....
dan disaat bergulirnya sang malam dimana kesunyian dan kelam itu hadir, dan mahluk beristirahat dengan damai, kuingin kau wahai sayangku ..... pembasuh dalam kesunyian dan kehampaanku dalam menapaki kehidupan ini ... sehingga aku mampu melewati hitam kelam dunia, sampai akhir nanti saat di mana aku tertidur ... dalam damai .... bersama pelukan indah cintamu ..... dan tak terbangung di esok hari

(untukmu yang ada di hatiku yang kurasa ada tapi tiada)

Tulisan yang tak dapat tertuang

Kucoba menuliskan apa yang ada dan terasa dalam jiwa
tapi tiada kata satupun yang bisa kutuangkan
Semakin kucoba semakin terasa sakit....
Mengapa harus begini ....
Intisari apa yang ada dalam hal yang terjadi
Kelu sudah jiwa ini....
Batin terkapar mencoba melepaskan hasrat yang melanda
Tiada harap yang mencoba terbentuk
Tiada mimpi yang coba tercipta
Melepas nadir yang melanda
Atas rasa kehidupan dunia

Pada setiap keindahan yang tercipta
Sebuah lukisan atas dunia
Hanya fatamorganalah yang ada
Jamahan jamahan ilusi yang membumbungkan diri
Mahligai indah itu harus mati bersama cinta yang bersemi tapi tak dimengerti
bukan tak ingin... bukan tak ada pengharapan itu lagi
serpihan yang ada atas rasa yang seharusnya tiada ...
Terhadap kecupan maut sang cinta ...

Rabu, Maret 09, 2011

... Masih saja ....

Masih saja mencari arti padahal jawaban itu telah pasti
Masih saja mencari padahal hal itu tak ada dalam diri
Tak dapatkah menerima
Sebuah kehidupan yang ada ....
Wahai jiwa jangan pernah merasa apa yang terasa
Bukankah telah terketahui dimana akhir itu berakhir
Meski apa yang teridamkan harus terhentikan
Bukankah telah biasa kelam ini tercumbui
Kesendirian jadi teman dan sunyi .. yang selalu menyelimuti
Disaat kehampaan dan kegalauan menerpa diri... sendiri terhempas dalam gulungan badai kehidupan
Biarkan sayatan - sayatan kehidupan itu menyayatm,membersitkan luka aral kehidupan semakin dalam
cukuplah sunyi malam yang selalu menemani dimana tercurahkan isi hati ... tanpa satu insanpun yang menemani ...
kesendirian adalah kesendirian yang dimiliki kehidupan dan perjalanan ini bila dalam keadaan tak berdaya
Hiduplah tanpa .. sebuah asa yang terharapkan karena segala kemurnian itu takan pernah akan ada
Bunuhlah segala mimpi atas keindahan dunia karena tiada
Meski terakui indah itu sungguh indah bagi yang merasakannya dan terdekap dalam nyata ....
tapi tidak untuk diri ...
Nikmati saja malam dan kesunyian ... bersama hembusan dan suara yang terlantunkan baik dari jiwa maupun hati ...
Agar diri ini tak lagi mencari karena jawaban yang akan tertemui sama seperti dulu tiada yang berubah sama sekali

suasana malam


Disini bersama tembang irama rasa jiwa
Segelas kopi beberapa bungkus rokok
kunikmati deburan dingin menghembus raga
Tak tau apa yang ada di benak
Hanya kurasakan sakit dibelakang kepalaku ...
Tak tau apa yang aku rasa ...
kumatikan hasrat yang mengelora dalam dada
walau rasa ini masih ingin aku rasa
Kutundukan kepala, bersama helaan nafas yang semakin berat
membunuh arti yang teringini...
dan meniadakan sampai akhir nanti ...

Selasa, Maret 08, 2011

Jika cinta itu telah di Haramkan

Apapun yang ada dan terasa telah tersembahkan ....
Walau hanya dalam bentuk tulisan...
Cinta yang ada itu hadir karena diri memerlukan nya
Pencarian pengapaian kadang membuahkan kesakitan
Karena khayalan yang tercipta begitu indah
Cinta sebuah ketulusan yang berasal dari asa atas sebuah ketertarikan yang memukau jiwa
Cinta untuk kehidupan atas kehidupan dunia ... begitu banyak pengagungan didalamnya
Entah bagaimana bila cinta itu di haramkan untuk diri
Kehidupan tanpa cinta untuk sebuah realisasi atas keinginan yang mengebu
.......
Kucoba memahami setiap getaran yang ada ...
yang tercipta dalam rongga diri
Kugapai dan terus kugapai ...
Tapi apa yang ADA Untuk diri tak seindah sebuah khayalan
Nyata adalah tiada ...
mahligai indah adalah karam dalam kehidupan...
Bila ku anggap cinta itu haram ...
Ya mungkin cinta itu haram buat diri ini ...
karena tiada nyata kugengam dalam nyata kehidupan ini ...

IF Love Is BLinD

ada sebuah perkataan ...
Bahwa cinta itu buta ...
CINTA itu tidak buta ... cinta itu terasa dan menjelma ...
Yang membikin buta bukan sebuah cinta melaikan keinginan dalam pengapaian ...
Cinta itu hanya sebentuk rasa yang tercipta dari asa atas ketertarikan pada seseorang dan menginginkan dia menjadi bagian dalam kehidupan yang terjalani
Bukan Cinta yang naif ...
tapi diri yang melakukan hal itu ...
dan diri sendiri yang membutakan itu ...
Cinta itu hanya sebuah bentuk pemujaan dimana saat merasakan hal itu ... manusia akan merasa hampa bila tiada terungkapkan, akan merasa tertekan bila tak terlukiskan, akan merasa yang lebih dari yang lebih biasa dirasakan
Cinta itu butuh direngkuh ... karena didalamnya butuh pengorbanan... bukan hanya memendam dalam diri ...
Cinta itu ada bila kita anggap ada, Cinta itu itu menjelma bila kita tuangkan ....
Bersatu tidaknya sebuah Cinta tergantung keinginan ... diantara yang merasa
Memperjuangkan atau mengabaikan (dengan catatan sama - sama merasa)
Begitu banyak kata yang mengagungkan atas nama Cinta
Begitu Banyak Yang terluka karena Cinta
Tapi bila hidup tanpa Cinta itu begitu hampa ... tak berpijak
Cinta .. memang di butuhkan setiap insan .... dan datangnya Tiada terduga
Sekali merasa mungkin tak dapat mudah melepaskannya (klau cinta itu benar tulus dan bukan sebuah permainan)
Cinta ... semakin di bahas tak habis kata dalam pengungkapannya dimana pahit getir, senang dan damai, suka dan duka .... menyeluruh menyatu ....
Cinta .... persembahan sebuah asa .. dan tak buta dia melihat dia merasa ... lebih dari otak yang bekerja dan memanipulasi apa yang teruntai dalam asa...

Kupersembahkan kata cinta untuk sebuah rasa .. dan tak kubohongi diriku bila aku merasa ... dan aku membutuhkan cinta .... oleh karena itu mengapai cinta ....
meski semua kini telah menjadi dilema ....

Kenyataan yang ada akan cinta bila memang tak ada.. hanya berisi pemujaan dan pemunafikan rasa...
Dimana jauh dalam diri ini merasa ... tapi data yang ada oleh sang otak memanipulasi untuk berkata tak ...

Semoga cinta ada ... semoga cinta tergapai ... walau tidak syukuri ... karena sudah pernah merasakan cinta ...

(untuk ku yang merasa tapi tiada .... )

saat kerinduan itu memukau jiwa dan menghenyakan raga

Siang....
kupandangi pergerakan sang awan hitam ....
yang perlahan terbawa sang angin ....
menutupi altar bumi dimana tempatku berpijak ...
Sebuah asa mengema memenuhi hasrat jiwa ....
Kerinduan memunjak menenggalamkan aku dalam getaran sukma yang tak terjamah
Terpaan angin menerpa tubuh yang penuh dengan peluh ....
pandaganku terasa kosong menembuh langit kelam diatas kepalaku ...
Panas yang tak sampai bak oven yang memangang diri
ditemani segelas cappucinno dan sebungkus rokok
kuterlarut dalam aroma jiwa .....
akankah terjamah sang kerinduan yang semakin membumbung dalam rongga dada
Yang tak dapat kulukiskan lewat bait kata....
Semakin sakit kurasa otakku ini...
Penepisan atas risau jiwa membuatku tiada sehingga tenggelam dalam lautan kemunafikan
Tiada air mata yang bisa tercurahkan ... kering sudah ditelan masa yang merejam
Panas semakin memangang raga ini ...
Masih kupandangi pergeseran awan hitam itu ....
Beginikah rasa hatiku yang pilu yang selalu mendendangkan asa yang tiada menentu ...
Hela nafas kurasakan semakin berat ....
Kemana perginya sang damai ... ataukah tak terengkuh dalam diri
Kurindu sungguh kurindu ....
Dimana ku duduk bersimpu .... membacakan lafazmu ... yang sudah tak kulakukan beberapa saat ini...
Dimana dingin air wudu itu membawa kesejukan dalam raga
Kutatap diri yang penuh dengan berjuta nadir dosa ....
Akankah kubisa seperti dulu
Dimana bibir selalu mengucapkan asma Mu dalam setiap jengkal nafasku dan setiap kerinduanku dalam setiap diamku....
Aku telah jauh dan semakin jauh ...
Entah kapan aku kembali Pada Mu...
Setiap panggilan yang terdengar menyayat kalbu tapi aku tetap terdiam tak menghiraukan...
ketakutanku akan Mu ... karena begitu besar dosa yang kurengkuh ...
Diperjalanan hari ini....
Saat awan menutupi altar bumi...
Ku basuh diri dengan Kalimah Mu...
Ku bersujud akan Mu
Ku raih nada indah yang Memuja akan Mu
Dan ku Tengelam dalam damai Cinta Mu....
Ya .... Rabb