Pandanglah dunia jangan dengan hati
Landasilah dengan reality atas kehidupan yang terjalani
Apa yang teringini dan menjadi mimpi itu tiada mungkin akan hadir menemani
Sejauh mencoba tuk meraih, sejauh itu pula tenggelam dalam lautan fantasi
Tegarlah wahai diri
Ada tidaknya keindahan itu harus tetap terjalani meski penuh dengan segala kemunafikan yang mendasari
Bukan demi kau ... tapi lebih jauh untuk jiwa jiwa yang menjadi tanggung jawabmu
Korbankan segala apa keinginanmu... karena itu memang sebuah mimpi indah dalam kehidupanmu
Tak terkatakan kalau tak boleh menginginkan kedamaian untuk dirimu wahai diri... tapi kau harus terima bahwa apa yang nyata untuk kehidupan memang tiada ...
Tegarlah wahai diri
Dekaplah damai indah itu walau hanya sebatas angan
Mimpilah ... karena hanya itu yang dapat teraih
Berhentilah untuk mengejar segala apa yang teringini... karena abadi rasa itu masih akan termiliki sampai nanti meski, nyata tiada menghampiri
Tegarlah wahai diri
Hidup ini belum berhenti, meski perih selalu tercumbui disaat batin menginginkan indah duniawi
Jiwa adalah pemimpi, bersyukurlah masih ada mimpi yang membayangi ... walau lara yang tertemui
Setidaknya masih memiliki rasa untuk sebuah asa
Tegarlah wahai diri
Lihatlah realita yang telah dijalani
Telusuri lagi lebih dalam atas kehidupan yang telah terpahat dalam altar duniawi
Apa yang pernah terjalani dan teralami
Mengertilah ....
Tegarlah wahai diri
Korbankanlah segala angan dan mimpimu ... hilangkanlah dari dasar hati
Karena bila memang telah di gariskan tiada takan mungkin pernah ada
Atas indah damai terhadap rasa dan asa yang tercipta dalam sukma dan menyeluruh pada raga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar