Selasa, Maret 31, 2009

Hadirkanlah



Hadirkanlah sesuatu yang mengema dalam hidupku
Janganlah hujaman ini membuatku hilang akan
Dekaplah tubuh rapuh ini dalam kasihMU
Bersama hitam malam dan sunyi yang menyelimuti
Disebuah sudut dunia dalam kehampaan kehidupan
Kubutuh kasih dan cintaMu yang abadi
Hari selalu saja beranjak perih
Hari selalu aja tak memberi kesempatanku tuk menepi
Cintailah aku dengan sepenuh hati
Tanpa ada sebuah ilusi dan mimpi
Berilah nyata apa yang ada dimuka bumi
Atas segala cintaMu segala kasihMu segala sayangMu
Dinding - dinging terjal itu semakin tinggi sedangkan aku menciut disini
Kuingin terbang melewati agar tercapai kehidupan yang mungkin lebih berarti

Dimana




Dimana sekarang aku masih mencari tentang kedamaian hati
Dimana semua itu akan kutemui
Kais hati ini telah letih dengan segala yang terjadi
Kekelaman jiwa serta keterbatasan akhlaqku
Jiwaku adalah kelam....
Jiwaku masih hitam....
Inginku gengam cahaya peneduh jiwa serasa tlah sirna
Dimana sekarang aku bernafas dan berada
Serasa semakin jauh aku terpuruk dalam angan yang berkepanjangan
Letih jiwa yang ada semakin memterpuruk khanku kedalam kelam
Ugh.... kuhela nafasku semakin sempit kurasa
Tak ada tenang ku rasa hanya resah yang berkepanjangan
Dimanakah kuharus menepi
Dimanakah kumengapai mimpi
Hidupku semakin letih dan tak berarti
Sudut yang ada semakin menghimpit diri
Salahkah aku berharap akan sebuah asa yang murni
Mungkinkah semua bukan mimpi
Dimanakah kini kuberada semua terasa lirih kurasa
Semburan kehidupan semakin menghenyakan
Akhir apa yang akan kudapat dari semua ini
Hujan tak bisa membasuh diri
Semakin hari semakin tak henti menghujamkan hati
Letih ini akankah pergi ataukah hanya ilusi yang akan selalu menemani
Dimana pelabuan kehidupan itu akan berhenti
Apakah hanya mati yang membuat semua ini berhenti
Disini aku masih coba tuk mengerti tuk sebuah kais mimpi yang pelahan akan membunuh diri

Tak ada rupa tak ada wujud


Tak ada rupa tak ada wujud
Berjalan dalam kehampaan alam
Melayang dalam kegamangan kehidupan...
Jejak langkah adalah pasti merayap diantara kerikil dan hamparan pasir mendesir
Terhapus oleh sang angin yang menerpa...
Dimanakah arah itu menuju hanya hamparan luas pilu
Tamparan angin menerpa kalbu jiwa yang terengkuh hitam
Tak menapak Tak berwujud
Perasaan itu adalah kalbu yang teriris sembilu

Senin, Maret 30, 2009

Tanya



Mengapa dunia dalam kelam....
Beranjak dalam kehampaan
Ketidak berdayaan manusia akan segala
Menghujam segala yang menimpa...
Bergetar jiwa lara dalam derita
Memandang Nanar kehidupan semesta
Gelap hitam sakit semakin meradang
Hujam terhujam dan menghujamkan diri
Bergerak sang waktu tanpa peduli
Mengilas tanpa mau perhatikan keadaan diri
Terus dan terus menimpa apa yang sedang dilanda
Menumpuk sudah segala yang terasa
Sesak menahan segala beban......
Tertindih tanpa bisa bernafas.....
Keringat bercucur darah bercampur dengan debu yang menerpa...
Lirih.... lirih... ingin berteriak tak ada kekuatan
Tak ada yang melihat apa yang sedang melanda
Hiruk pikuk dunia tak melirik sibuk denga aktifitas masing - masing
Bertahan dan terus bertahan....
Mengumpulkan segala kekuatan yang tersisa...
Hanya masa yang akan mengerti untuk apa semua ini terjadi

Minggu, Maret 29, 2009

Terhempas kembali

Sudut Hidup ini semakin menyudutkanku
Galau atas kehidupanku semakin membungkusku dalam hitam
Ach .... Nafas semakin sesak menjejaki dunia
Fikiran yang ada dalam diriku serasa hancur .... Ogh... Otakku tak singkron
Jiwaku semakin terhempas..... Seperti sang ikan mengelepar didaratan
Kurasakan semakin hari semakin remuk raga ini
Hela nafasku tak lagi panjang
Sungguh aku tak bisa berfikir
Hati yang galau berteriak murka........ (astagfirullah..)
Inikah hidupku... ini kah jalanku....untuk inikah aku hidup...
Kembali berjuta pertanyaan itu menari dalam diriku...
Oh .... wahai sunyi dan kesendirian kenapa aku makin tenggelam
Kutertunduk dalam lara menikmati sabitan, cambukan, goresan luka
Nanar mataku tak mengundang air mata
Kering tak ada setetes yang mengalir....
Terhempaslah tubuhku semakin dalam.... kedalam kelam
Ya Allah ya Rabbi .... Maafkan aku yang ta'kuasa menahan berjuta beban ini
Hempasan ini semakin menterpurukanku
Sedih hatiku, sedih jiwaku .... Nanar hampa sukmaku
Ya Allah ya Rabbi .... Dekaplah aku dalam kasihMu
Serasa jiwaku ingin meledak.... otakku ingin meletuss
Sungguh aku merasa tak kuasa....
Ya Allah ya Rabbi ..... aku tak kuat

Sabtu, Maret 28, 2009

Senja hitam senja kelam


Senja hitam senja kelam ....
Dimana temaram datang menghampiri
Senja hitam senja kelam ....
Dimana transisi perpindahan sirkulasi alam
Senja hitam senja kelam ....
Dimana penelaahan diri setelah apa yang terjadi dalam perjalanan hari
Senja hitam senja kelam ....
Menghempaskan aku dalam keheningan malam
Senja hitam senja kelam ....
Jiwa ini selalu terhenyak dalam
Senja hitam senja kelam ....
Bawalah aku dalam kedamaian yang memukau
Senja hitam senja kelam ....
Kubutuh cahaya penerang dalam gelap
Senja hitam senja kelam ....
Tengelamkan aku dalam kehampaan semu dunia
Senja hitam senja kelam ....
Tamparlah jiwa yang lara dalam damai yang ada
Senja hitam senja kelam ....
Kuwarnai dengan sujud akan kehidupan yang telah terlalui
Senja hitam senja kelam ....
Kapan masa itu akan datang
Senja hitam senja kelam ....
Pengatungan asa dalam kehampaan dunia
Senja hitam senja kelam ....
Kupendam asa yang terdalam ....
Bersama mimpi dan rindu yang terpendam

Aku milik malam dan kelam


Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Dimana dalam dekapan hitamku menyerahkan segala yang ada
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Dengan tatapan hitam kupandang dunia ....
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Bersama desir mimpi hidup terus terjalani
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....

Walau sendiri kadang aku memaki mencoba memahami diri
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Disudut hitam awan pasrah kujilati nadir diri
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Dengan tatapan hitamku mencoba melangkahkan diri
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Pahami hati, pahami jiwa yang tak terperi
Aku milik malam ....

Aku milik kelam ....
Apakah selamanya akan seperti itu Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Kuhujam segala yang ada dan menjadi noda
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Dalam remangnya kutemukan segala yang ada
Aku milik malam ....
Aku milik kelam ....
Sendiri ku tenggelam

Berikanlah aku Cahaya

Berikanlah aku cahayaMu....
Cahaya untuk menerangi jiwa dan kehidupan ini
Berikanlah aku cahayaMu....
Gelap hidup ini kelam jiwa ini...
Kubutuh cahayaMu... kubutuh penerangMu
Lorong - lorong yang ada adalah lorong kelam kulalui
Jauh sudah kumelangkah yang kurasa Jauh dari diriMu
Kuingin melapaskan kelam, kuingin menganti kelam dengan cahayaMu
Ijinkan Hamba... berikanlah secerca cahaya indahMu
Sebagai cahaya dalam kalbu yang Hitam....
Ijinkan hamba yang hitam ini memperolehnya Ya Allah ya Rabbi
Karena hanya dirimulah Cahaya diatas Cahaya
Berikanlah cahaya Mu ya Allah sungguh kupinta itu...

Telanjangilah aku

Ya Allah betapa nista diri ini....
Betapa kotor raga ini...
Fikiran dan jiwa ini serasa tak terarah
Noda yang ada dapatkah kubasuh
Telanjangi aku Ya Allah....
Telanjangi aku dari segala bentuk dosaku
Telanjangi aku, basuhlah diriku... Ya Rabbi....
Peluh yang melekat lunturkanlah dengan air penyejukmu
Kuingin bersih sebersihku saat aku keluar dari rahim itu
Telanjangi aku..... lepasakanlah berjuta belenggu itu
Ya Allah ya Rabbi..... Telanjangilah aku
Jangan biarkan aku dalam kenistaan selalu
Jangan biarkan Noda itu semakin mengunung
Kikiskanlah dengan segala rahmatMu
Telanjangilah aku sembelum semua sudah tak berarti

KUN FAYAKUN


Terjadilah apa yang terjadi terhadap diri ini
Bila semua adalah kehendakMu ya Rabbi....
Terjadilah apa yang terjadi akan diri ini
Bila semua itu baik menurutMu ya Rabbi....
Terjadilah apa yang terjadi untuk hidup ini
Sejauh semua merupakan kasihMu
Terjadilah apa yang terjadi
Semua kehendakMu......
Terjadilah terjadi.....
Kuharap semua itu yang terbaik dan akan selalu menjadi yang terbaik
Terjadilah terjadilah
KehendakMu adalah titahMu yang harus kulalui dengan ikhlas dan sepenuh hati
Walau kadang masih ada rasa tak mensyukuri
Kukan coba selalu menjalani ikhlas sepenuh hati
Karena kutau semua kehendakMu adalah yang terbaik bagi diri
Terjadilah yang terjadi....

Jumat, Maret 27, 2009

Kau yang kucinta selamanya


Segenap jiwaku memandang rindu padamu
Walau semua itu kini hanya tinggal sembilu
Kutatap kembali jiwa ini benarkah ini cinta
kucari jawab bersama kelamnya malam ...
Sunnah sholatku selalu kupanjatkan do'a untuk menanyankan hal itu
Disini lirih ku menghadap... dalam dilema akan hasrat yang menjelma menjadi cinta
Setelah sekian lama sekian waktu sejak semuanya telah sirna
Ku selalu panjatkan sebait doa
Tak pernah putus tak pernah hilang dalam setiap sujudku
Ku persembahkan demi kebahagiaanmu
Ku harap dan terus berharap agar kau disana bahagia...
Walau jiwa ragaku luluh lantah disaat kau meninggalkanku
Tapiku tau keputusanmu itu kau lakukan karena kau juga sebenarnya mencintaiku
Karena keberadaan semua terjadi ....
Ya karena aku...
Berkali kupinta kepada sang Illahi tuk bisa melupakan sebuah cintaku padamu
sujudku, doaku.... tak lekang dari permintaan itu
Sejauhku membodohi diri, sejauhku memunafikan diri tapi hati tidak bisa di bodohi
Abadinya cinta ini tulusnya cinta ini walau kini hanya tinggal kais mimpi
Ditengah malam ini ku bersujud padamu illahi... demi kebagiaan dia
Berikanlah keindahan dunia dan akhirat
Walau perih akan kurasakan tapi itu lebih baik dari pada dia tersakiti
Ya allah ya rabbi .... Jangan sakiti diam, berilah rasa sakit itu hanya untukku
Berilah makna keindahan dunia untuknya dan wujudkanlah segala keinginan impiannya
Ya Allah Ya Rabbi ... Segenap hati jiwa dan ragaku bersujud dihadapanmu
Untuk memintamu memberikan cahaya hidup padanya
Tak lekang oleh waktu disini aku melafadzkan doa agar dirimu disana bahagia
Dimalam ini rinduku menghujam kembali
Ingin aku merengkuhmu lagi secara nyata
Tapi kusadar akan diri ini dan segala kemampuan diri
Dan malam ini kuingin kau tau aku masih ada dan selalu akan ada untukmu jika kau memerlukan aku tak pernah ada benciku untukmu, hanya diriku yang aku benci karena aku terlalu mencintaimu....

Kamis, Maret 26, 2009

Sayap cintaku

Sayap cintaku telah patah
Sayap cinta itu tak bisa terbang ke awang-awang
Tak bisa mengepakan keindahannya
Tak bisa menebarkan segala yang dia punya
Sayap cintaku takan pernah terbang tinggi
Sayap ku adalah sayap yang patah

Penggalan kata dari hati yang merasa


Letihku disini letihku menahan semua yang ada dalam hati
Gejolak rindu yang terpendam kumainkan lara jiwa ini
Kupersembahkan kelam pada hati ini
Tabir mimpi hanyalah tabir mimpi
Kelamnya akan selalu membayangi
Letihku disini adalah letihku sendiri
Tak ada yang merengkuh diri tak ada yang menemani jiwa renta ini
Disini ku terdiam, termanggu menahan dan terus menahan semua yang bergejolak ini
Kais-kais itu telah menjadi pilu dalam diri
Semua mimpi - mimpi terhadap hati yang kucoba kuingkari
Terus, terus terus..... kupungkiri semua yang menjelma dalam hati
Letihku merandang dalam Lara....
Hanya Illahi Rabbi yang tak pernah pergi dari sisi
Setia menemani apa yang sedang terjadi
Memelukku dengan segala kedamaian, menenggelamkanku dalam damai
Cintaku telah mati hanya tersisa sebuah janji dari makna tuk mengapai hari
kelam kehidupan nanti tuk menanti sebuah cinta yang tak pernah akan kembali
Takdirku terusku geluti sampai nanti ku menemukan jawaban yang pasti
Tentang diri, tentang cinta, tentang hati yang selama ini aku geluti
Sujud dan bersujud
Bersimpuh dihadapan Sang Illahi rabbi....
Mencoba mencari kais hidup ini atas dunia yang tak pernah memberi kepastian
Hanya padaMu aku berserah atas jiwa yang goyah dan Renta
Hanya padaMu aku pasrahkan Sepenggal hati dan nyawa ini
Yang telah digariskan OlehMu harus kulalui walau kadang Hati ini masih tak terperi
Disudut malam ini diantara berbagai hiruk pikuk kehidupan yang Fana
Diatara nafsu yang mengema
Ku bersujud Agar kau beri apa yang terbaik untuk diri dan kehidupan yang sedang aku jalani
Maafkan segala kesalahan diri
Maafkan bila aku tak bisa menepis segala yang terasa ini
Sudut bibir ini hanya bisa melafadzkan Doa "semoga kau bahagia"
Ya Allah ya Rabbi dekaplah Tubuh renta ini selalu dalam dekapan Indah kasihMu yang Murni

Mengapai TiTik NoL


Mengapai titik nol

Dimana semua akan terasa kosong

Mengapai titik nol

Dimana semau akan terasa Hilang

Begitu dekat begitu dekat

Kuingin hal itu sungguh kuingin hal itu

Mengapai titik nol

Terus mencoba tuk mengali .... 

Mengapai titik nol

Kuharap aku bisa menembusnya

Senin, Maret 23, 2009

Waktu yang TerbuanG


Waktu itu telah terbuang percuma.....
Tergeletak tak bermakna...
Waktu itu tlah berlalu bersama perjalanan hidup
Waktu itu takan mungkin kembali
Waktu itu tlah mengilasku
Menengelamkanku
Menghancurkan keadaan jiwaku
Tapi kuharap semua berlalu
Tiada guna menangisi yang telah lalu
Kini harus kujalani kehidupan baru
Menata kembali waktu yang tlah kubuang dengan percuma
Biarlah semua menjadi kisah manis bersama bergulirnya nadir jiwa
Waktu kedepan adalah perubahan
Perubahan serta penataan yang tlah hancur tak beraturan
Mencoba tak membuang percuma waktu
Tuk kehidupan jiwa yang baru walau kadang masih ada sembilu menyelimuti
Kucoba memaksimalkan waktu, agar kehidupan baru lebih baik dari kehidupan lalu

Dunia ini (saat ku nguantuk)

Apa yang didunia itu sesungguhnya dapat diliat. diraba, dan dinikmati dengan kasat mata
Sejauh apa kita dapat memahami, sebait keindahan yang terlihat dan terasa
Dunia itu nyata bukan sebuah ilusi....tergantung bagaimana kita menjalani
Hai tapi hidup itu tetap perlu mimpi karena dengan mimpi kita mencoba mengapai apa yang ada dalam hati
Merangkak, berdiri dan berjalan lalu berlari mengejar apa yang di anggap pasti
Dunia ini adalah mencari, mencari sebentuk kisah yang telah tersirat dengan pasti
Dengan segala isi yang akan terjalani bersama cinta kasih sang Illahi

waktu


Waktu itu terus berjalan.... waktu itu semakin sempit....
Belenggu itu masih mengikat erat tubuh ini
Melangkah dengan tertatih mengapai jiwa yang hampa akan masa yang ternoda akan hasrat
Jiwa yang selalu terpangang oleh kehampaan yang terdalam
Bergetar hati bergetar jiwa mereganglah sukma
Terhunus sang pedang menusuk raga.....
Jiwaku ternoda... waktu yang ada telah terbuang percuma
Masih sempatkah aku membasuh
Masih sempatkah aku mengapai....
Kais mimpi tuk melebur semua yang telah terjadi
waktu itu terus berjalan tak peduli akan segala yang terjadi
Semakin sempitku menjalani hidup ini
Entah esok atau lusa aku akan di panggil tuk menghadapNya
Sesak semakin sesak kujalani dengan segala yang ada
Kuharap kudapat mendapatkan cahaya abadi sebelum ku meninggalkan dunia ini
Waktu maafkan aku telah menyiayiakan dirimu diwaktu lalu
Kini hanya ada harap masih ada waktu tukku memperbaiki diri

Air Mata

Air mata itu sudah tak mengalirkan air.... kering sudah hanya tinggal darah yang mengucur itu juga perlahan mengering ....... menyisakan kerak ditubuh
Ku ingin meninggalkan segala aral mengenai dunia fana ini, kuengan tuk berfikir tentang asa yang mengelora, asmara yang mengoda jiwa yang selalu lara
Terhempaskan dan selalu terhempaskan oleh aral yang menerjang, menghempaskanku ketanah kering kerontang, kelam dan hitam....
Jenuhku memandang hidup duniaku... tak berujung tak bertepi, hanya ada khayalan semu sebuah asa
Meraih takan bisa, mengejar tak mungkin terkejar, mengapai tersingkirkan.....
Dunia ini semakin tak ada arti, aku bisa memberi tapi takan bisa memiliki
Kuhujam sembilu didalam dada tuk membuat diri ini semakin sakit
Dalam kehampaan dunia ini harus kulepas segalanya...
Dunia tak ada yang abadi, semua akan kutinggalkan dan terhempaskan
Kucipta jiwa yang renta yang pernah mengharap cinta dunia yang fana
Semua sudah tak berarti, ketelanjangi disisi kelam hidup, Mati diantara debur dunia yang bergejolak
Kalah aku telah kalah dalam mengapai dunia ini, kehidupan yang mengilas hampir membuatku gila dan terbungkus dalam duka yang menyerukan kegetiran, mengelegarkan keputus asaan
Air mata itu sudah tak berair, hanya darah yang mengucur dan mengering
Kini aku harus membunuh semua yang ada dalam diri, atas segala cinta dan asa yang ada didunia
Kuharap peluh yang ada dosa yang ada hitam yang ada dapat kuhempaskan juga
Kuingin mengapai keabadian setelah kehidupan dunia
Mencari mengais cinta abadi dalam langkah tertatih menjajaki jiwa renta dipenghujung mati
Bukan dunia yang ingin kukejar kini.... bukan semu yang kucari
Keabadian serta hakiki yang nyata dan pasti
Tak pernah meninggalkan, tak pernah menyakiti, tak pernah melepaskan dimanapun ku berada selalu ada
Cinta itu yang ingin kuraih kini.....
Cinta itu yang sangat kuperlukan untuk bisa menjejaki kehidupan fana yang menyesakan dada
Karena semua cintanya adalah tulus dan murni
Ya cinta pada sang Illahi Rabbi.... karena dialah yang takan pernah menyakiti tak pernah meninggalkan
Akhirnya air mata itu keluar kembali......
Becucuran diatas sejadah mengambarkan sejuta peluh yang hinggap
Merasakan kekeliruan yang dalam karena telah lupa akanNya
Asagfirullah... Jangan tinggalkan aku lagi ya Allah
Dekapkan aku selalu dalam cintaMu....
Berikan cahayaMu padaku ... sungguh kutelah keliru akan hidup ini
Dipenghujung hidupku ku ingin membasuh segala peluhku ini
Ijinkanlah aku untuk selalu bersamamu tuk mengapai kasihMu
Air mata itu semakin deras... terus membasahi lara akan segala hampa
Atas jiwa yang telah lupa akan Illahi Rabbi........


Kubasuh peluh

Kubasuh semua peluh yang hinggap ditubuh ini
Kubasuh perlahan sehingga noda yang ada tak tersisa
Dingin menusuk sekujur tubuh dan jiwa
Kalbu yang gersang jiwa yang kering terbasuh dengan segala kesejukan yang ada
Ku ingin menghadapmu dalam keadaan suci
Tak ada noda yang hinggap didalam diriku
Ku ingin selalu mencumbumu dalam setiap kesempatan yang ada
Ya Allah ya Illahi Rabbi....
Berikan kesempatan agar aku selalu ada dekatMu
Tak terhitung berjuta peluh dan dosa yang hinggap
Ku ingin membasuhnya Ya Allah.....
Bersama air penyejuk kalbu, menyucikan jiwa
Kupersembahkan cintaku kepadaMu
Disisa hidupku yang tinggal sepenggal

Minggu, Maret 22, 2009

Nafas Sesak

Tak terasa tetes air mata mengalir di pelupuk mata
Pelajaran atas hidup ini di hari ini
Membuatku terus menyelami arti hakiki hidup ini
Berjalan dan diam, diam lalu berjalan kembali
Dada yang sesak ini tak kuhiraukan
Gelap dingin serta badan yang mengigil lemas tak kugubris
Kupacu semua diotakku tuk memberikan arti yang telah terlalui
Kumengartikan setiap jengkal yang teralami
Ya hanya mimpi ... yang kukejar hanya mimpi
Ilusi sebuah ilusi buaian akan indahnya dunia
Masih semu dan akan tetap semu....
Hijau indah yang tercipta itu hancur dalam pengharapan yang tergilas akan nyata
Hidupku adalah sebuah kesendirian dimana setiap makna yang ada yang terjalani adalah sunyi
Kekasih hati diatas muka bumi ini tak pernah nyata
Sirna semua akan sirna dan pergi meninggalkan diri
Seperti sang surya yang tengelam dalam kelam
Itukah arti cinta diatas dunia
Kutarik nafas dalam hati yang kelam dan penuh sesak dengan racun dunia
Hempasan demi hempasan semakin membuat lukaku meradang
Tak begitu indah kulangkahi hidup ini hanya sebuah kemunafikan
Jalinan indah asa itu hanya sekejap lalu hilang ditelan sang kehidupan
Pergi tak dan takan mungkin kembali, meninggalkan jejak kepedihan
Hidup fana dunia penuh getir dan nista
Sendiri kujalani setiap jengkal yang kulalui
Setiapku terhempas tak ada yang merengkuh jiwa yang lara
Tapi saat ku tak apa-apa begitu banyak tangan yang menyentuhku
Kemana .... kemana saat ku butuhkan dekapan kasih itu
Tak ada, tak ada siapa-siapa hanya sepi dan sudut kelam serta dinding terjang
Ku Terhempas dalam jurang kehidupan, kumerangkak dalam kepedihan serta luka dalam
Tetes air mata itu mengalir dimana kupedihan itu harus kutahan dan tak terungkap walau hanya sebatas bait kata
Kudiam .... tak bisa bergerak, Raga jiwaku sakit menahan beban yang berkecamuk...
Letih semakin letih hidupku..... beranjak tapi aku beranjak
Walau kutau tanpa asa tanpa pengharapan seseorang yang mendekap dalam lara
Sendiriku mengapai sebuah kehidupan yang fana dan kelam
Keberhenti sejenak diantara kehidupan menahan sesak dalam rongga dada yang terisi segala racun dunia

Astagfirullah


Astagfirullah............ astagfirullah
Langit hitam di manaku memandang
Bersatu bersama jiwa yang terkapar
Astagfirullah............ astagfirullah
Ya Allah ya maha kuasa
Sesungguhnya apa yang terjadi dengan lenung jiwa ini
Begitu menyiksa diri dan raga
Astagfirullah............ astagfirullah
Ya Allah ya Tuhanku
Hamba tak kuasa menahan segala yang bergejolak ini
Tak terarah tak bertepi
Astagfirullah............ astagfirullah
Ya Allah ya Tuhanku
Ampuni segala kesalahan Hamba yang penuh dengan nista dan dosa
Disudut kelam dunia ini hamba persimpuh memohon padaMu
Astagfirullah............ astagfirullah
Ya Allah yang Maha Kuasa atas segala yang tercipta
Ku agungkan dirimu dalam setiap jengkal kehidupanku
Tenangkan batinku yang lara agar damai kurasa
Astagfirullah............ astagfirullah
Ya Allah ya Tuhanku
Rasa ini sungguh menyudutkanku
Kuingin mengetahui sesungguhnya apa yang terasa
Astagfirullah............ astagfirullah
Ya Allah hanya padamulah kuserahkan segalanya
Segala yang ada diatas dunia ini atas diri ini
Hanya padaMu lah aku memohon dan hanya PadaMu lah aku meminta terhadap jiwa yang terudung duka

Sabtu, Maret 21, 2009

Gersang

Tangan ini telah mengering
Dipadang tandus kering
kelam menyelimuti pandangan hidup
Tak ada tetes secerca harap itu penyejuk, pelepas dahaga
Aku bak ranting kering yang terbuang diarena kehidupan
Hitam awan semakin kelam....
Tanah tempat berpijak semakin mengering
Tandus........ kerontang
Gersang... sejauh mata memandang
Tak ada kehidupan selain diriku sendiri
Hampa yang ada... sepi yang menyelimuti

Racun


Asap mengepul dari sebatang rokok
Racun yang aku sadari tertanam dalam tubuhku
Tetapi tetap kuhisap dan kunikmati
Dialah yang menemani dalam segala situasi
Disaat kusendiri disaatku gundah disaat ku tak tau harus bagaimana lagi
Perih hidup ini mengantar khan aku dalam dilema kehidupan
Aku tak kuat sempat tak kuat
Hidup yang kulalui serasa menyesakan diriku
Selalu saja hitam yang menyelimuti entah kemana perginya sang putih
Kini perlahan kubangkit kembali
Tuk mengapai sebuah damai yang aku ingini
Tak peduli apa yang terjadi aku harus mencari sampai akhir nanti
Disini masih sendiri diantara sudut yang sepi bersama mimpi, rindu, segelas air putih, sebungkus rokok dan beberapa tablet obat tuk meredakan sakit yang sedang ku alami

IQRO


Kulantunkan melodi indah
Baik kata yang menyentuh jiwa
Lafadznya begitu merdu serta menyayat kalbu
Aku bergetar, jiwa dan sukma
Tak terasa tetes demi tetes air mata jatuh
Kutersungkur dalam memahaminya
Berjuta peluh berjuta noda
Yang hinggap dalam darah dan jiwa
Sungguh aku tak kuasa menahan segala
Gejolak jiwa yang semakin terkapar
Bersama lantunan indah tetap kubaca
Walau masih sedikit kupahami
Nada itu tetap menyayat jiwa

Ya Allah

..Bismillahirahmanirahim..

Ya Allah sudut ini semakin menyudutkanku kedalam kehampaan
Ya Allah bila memang sudut ini bisa terbuka-bukakanlah untukku
Ya Allah sungguh semakin lama sudut ini bisa menengelamkan semakin dalam
Ya Allah berikanlah yang terbaik bagiku, menurutMu
Ya Allah peluklah aku selalu dalam cahayaMu
Ya Allah hamba penuh dosa dan nista, berikanlah hamba kesempatan tuk membasuhnya
Ya Allah sembuhkan segala luka yang terasa didalam jiwa ini
Ya Allah hilangkan segala penyakit hati ini
Ya Allah aku butuh segala cinta dan kasihMu yang murni tuk menjalani segala kehidupan ini
Ya Allah Ku ingin menghadapMu dalam keadaan suci dan putih
Ya Allah Kasihmu adalah kemurniaan, abadi dan Murni
Ya Allah KuasaMu adalah keberkahaan bagiku
Ya Allah ijinkan disisa hidupku untuk selalu mencintaimu
Ya Allah sembah sujudku untukMu selalu hanya untukMu
Ya Allah aku berserah padaMu untuk semua yang terjadi padaku

..Amien... ya Rabbal alamin....

Tersungkur kembali

Tertundukku atas segala peluh yang ada.....
Rasa yang menjelma didalam kalbu terasa pilu
Hitamnya hidup masih kurasakan menghimpit
Tubuhku lara dengan berjuta luka dimana-mana
Hamparan luasnya hidup yang membuatku semakin nanar
Jiwaku goyang dalam pengharapan kehidupan
Kurasakan setiap jengkal sakit yang mengalir dalam diri
Kunikmati panas tubuh semakin meningkat ini
Tubuhku semakin rapuh... samakin rapuh
Dada terbakar oleh racun yang kuhisap tanpa henti
Hanya catatan ini yang menjadi saksi
Atas segala perih yang melanda diri
Nikmati hidup selagi mampu sebelum ajal itu mengapai diri
Tapi aku hanya bisa bernafas tak beratur
Penikmatan itu hanya ilusi
Disini aku terjerembab kembali diantara roda kehidupan yang menghujam diri
Hanya Illahi yang mampu memberi sebuah kedamaian hati yang hakiki
Diantara pengharapan hidup dan mati
Diantara kelam dan hitam hidup ini
Kucoba mengapai keindahan abadi walau aku tak mengerti harus bagaimana mencari
Hidupku selalu menjadi misteri sampai akhir ujung nanti
Wahai sang Illahi berikanlah aku cahaya abadi
Untuk diri untuk kehidupan ini

Kamis, Maret 19, 2009

Tak singkron

Jantung itu terus berdetak...
Mengalirkan darah keseluruh tubuh
Jantung itu adalah nadi kehidupan
Dimana setiap denyutnya adalah makna
Jantung itu penetlalisir dari segala racun yang masuk ke dalam tubuh
penyaring atas segala yang telah menjalar
bila berhenti berhenti pula kehidupan ini

Jantung berdetak mengikuti irama hidup
Selaras dengan udara yang masuk kedalam paru-paru

Bepaut dan saling mengisi Begitu singkron dan selaras
Guna menghidupkan sebuah jiwa dan raga mahluk hidup

Bak sebuah asa
Pasti ada pasangan tuk melangkah saling melengkapi
lain bagiku
Aku hanya punya kesendirian dalam makian
aku hanya ada untuk mereka
Mereka tak perlu ada untuk diriku
Senja hitam meradang kelam
kelam hitam hidup yang merangkak dalam keheningan semata
Indah jiwa yang terkapar lara jadi bagian yang tak pernah hilang
setiap detak dan hirupan nafas kulalui dengan segala hampa
Kandas aku dalam hidup kehidupan dunia
Mungkin harus diakhiri untuk mengejar segala yang ada diatas dunia
Atas mahluk dan jiwa asa yang ada
Bukannya aku ngak dan tak ingin meraihnya...
Semua telah tergariskan diatas dunia ini
Cipta karsa akan kehidupan di muka bumi ini
Skenario yang ada untukku untuk takan pernah memperoleh sebuah asa dan kebersamaan
Angan ya hanya sebuah angan yang berkepanjangan
Menelanlah dalam nyata karena nyata itu takan pernah ada bagiku
Jantung dan udara itu tetap mengalir saling berpadu
Tetap mengisi renung raga dan jiwa ini
Tetap selaras menjaga keseimbangan
Sudut sepi hidupku tetap sepi untukku tetap sendiri bagiku
Pergilah wahai kau cinta bila memang takan pernah ada cinta itu bagiku
Kan kujalani segalanya tanpa dirimu
Biar sepi tetap setia menemani, khan kucumbu hitam sunyi kehidupan ini sendiri

Cinta ilusi



Indahnya bila memiliki cinta sejati dimuka bumi ini
Dimana saling mencurahkan segala asa yang ada
Dimana saling memberi dan mengasihi
Dimana saling melengkapi segala kekurangan yang ada
Diantara kehampaan dunia ini
Memeluk dengan indah berserta berjuta kerinduan yang mengelora
Indah sungguh indah bila semua itu bisa menjadi nyata
Tapi bagiku cinta dunia itu hanya sebuah ilusi
Sebuah fatamorgana yang membuai angan dan mengoda batin
Sukma yang ada mengambarkan akan damai semua kehidupan
Hanya bisa mengambarkan sebatas angan
Nyata tak pernah ada
Sejauh aku mengapai sejauh aku takan pernah meraih
Sebatas cinta itu hanya ilusi

CahayaMu

CahayaMu adalah cahaya abadi
Yang menerangi kalbu setiap insan di muka bumi
CahayaMu adalah penerang kalbu kelam
Yang menusuk kedalam sanubari yang terdalam
CahayaMu adalah pancaran kasih yang murni
Yang tak mungkin dapat tertandingi
CahayaMu adalah cinta yang tulus
Yang tak pernah terukur curahannya
CahayaMu adalah kepastian
Yang tak kan pernah dapat hilang dalam kehidupan
CahayaMu adalah penyejuk jiwa
Yang selalu diinginkan oleh setiap mahluk di bumi
CahayaMu adalah Cahaya diatas cahaya
Yang akan selalu menerangi setiap gelap melanda
Karena kau lah sang Illahi Rabbi

Kau wanita yang kudamba

Tatapan indah mata itu menyentuh hati menusuk kalbu
Diantara mahligai keindahan dunia kau tercipta
Mewarnai aroma dan keindahan penjejakan dunia
Hampa tanpa dirimu mungkin takan pernah ada warna di dunia
Lembut kau tercipta sebagai pasangan mengarungi kehidupan
Hangat pelukan yang ada menentramkan jiwa
Dimana ku berada kau mendampingi dengan indah jauh dalam lubuk hati yang dalam
Masa bersatu, masa berpadu mencipta suasana baru melahirkan mahluk-mahluk kecil yang menambah semarak hidup
Dengan cinta tulus bersama benih yang tertanam
Arungi hidup dengan keindahan bersatu dalam mahligai cinta
Kau muslimah kau kudamba... kau cantik hati dan jiwa
Selalu mengerti apa yang terasa dalam jiwa
Memanjatkan doa dalam letihmu untuk kehidupan dunia dan nanti
Kau tak luput dari waktu dimana kau curahkan segal yang kau miliki
Kecantikan dirimu ingin kurengkuh dalam nyata
Bukan sekadar sebuah mimpi serta ilusi belaka
Wai kau muslimah adakah kau nyata....
Aku disini menanti semua dalam ruang hampa taburan sukma yang menginginkanmu dan cintamu
Segala yang ada dalam dirimu
Segala yang ada padamu
Walau waktu itu takan pernah tau kapan akan terukir
Ku khan menunggu dan menanti wahai kau pujaaan hatiku
Kau muslimah kau kudamba diantara berjuta mega yang terpahat diatas dunia
Tentramkan hatiku yang lara bersama kita menapaki kelam kehidupan yang fana



Menari sang pena

Kutuliskan bait cinta
Kutuliskan bait asa
Bergulir dalam jiwa dan renung hati yang terdalam
Goresan pena menari menyerukan isyarat hati
Menari dan terus menari
Bersama bait bait kata yang terlukiskan menjadi sebuah kata
Disini kurenungi, disini kupahami tentang perjalanan diri
Misteri yang ada masih menyelimuti
Ruang hampa dan kosong masih mengerogoti jiwa
Aku hanya mencari dan mencari
Atas kaidah hidup yang hakiki
Lewat goresan yang terpahat melalui sebuah tulisan
Lantunannya adalah makna yang tergali terhadap hati
Walau hitam kelam jiwa menyelimuti hari
Kutetap menarikan irama hati walau kadang hanya sebuah ilusi
Pengapaian cinta abadi dalam asa yang sudah hampir mati
Tertatih diri.....
Pena itu terus menari dengan indahnya
Tak peduli apa yang terjadi pada diri
Tetap setia menarikan irama jiwa dan hati dalam kehidupan dunia fana ini

Ya Allah Ya Rabb ...


Ya Allah Ya Rabb....
Ijinkanlah kau mengejar cahayaMu
Rengkuhlah aku dalam kasihMu
Perih hidup ini Hitam hidup ini hanya padaMu kuserahkan
Ya Allah Ya Rabb....
Hamba ada mahluk nista yang mencoba dan mencoba mengarungi kehidupan yang fana
Mengejar sebuah cinta abadi untuk kehidupan nanti
Disini dalam sudut hidup ini aku mengais segala yang ada dalam hati
Ya Allah Ya Rabb....
Tiada yang indah dalam hidup ini selain mencintaMu
Ijinkan aku meraih cinta suciMu
Karena diri ini haus akan cinta kasihMu
Ya Allah Ya Rabb....
Indah hidup ini bila kuraih diriMu
Indah jiwa ini bila kudapat kasihMu
Indah damai diriku bila dapat bercumbu denganMu
Ya Allah Ya Rabb....
Bergetar hatiku bila memanggil namaMu
Raihlah aku dalam pelukanMu
Rinduku selalu untuk berjumpa denganMu
Ya Allah Ya Rabb....
Diantara hiruk pikuk dunia ini kuingin selalu ada untukMu
Waktu yang lalu telah menjadi hitam dalam perjalanan ini
Berikanlah cahayaMu agar hidup ini tentram kulalui

Akhir hidup


Hidup itu mencari apa?
Sejauh kita mengejar dunia
Sejauh kita mengejar asa
Sejauh kita berjalan kita akan kembali kepada Nya
Segunduk tanah dimana kita akan sendiri tertanam didalamnya
Hidup itu untuk apa?
Kucari kais arti akan hal itu
Diantara tumpukan debu nista kehidupan
Pandangan yang ada dalam setiap perjalanan kupelajari dan kutanam dalam hati
Nanar hati menahan semua yang terlalui
Hidup, hidup masih sebuah misteri
Dimana nafas masih berhembus dan raga masih bisa menopang
Pencarian itu terus akan berjalan
Kematian adalah akhir sebuah pencarian dari hidup yang sebenarnya
Sendiri kita menyelami
Sendiri kita menjalani
Sendiri kita merasa akan semua yang terjadi
Sendiri kita menerima apa yang kita perbuat dikehidupan ini
Sendiri kita akan terbenam dalam ruang gelap
Sendiri hanya sendiri
Sundut sunyi dalam kubur.....
Hidup semasa hidup terus mencari untuk kehidupan setelah hidup
Misteri yang ada harus dapat dipecahkan bersama Ridho sang Illahi Rabbi
Berjalan bersamaNya, Menempuh bersamaNya hanya padaNya semua hidup ini terserahkan
Karena tanpanya hidup ini takan pernah berarti sama sekali

Perjalanan

Sebuah perjalanan dimana kaki menjejakan memberi pahatan tapak diatas muka bumi
Gersang yang ada kulalui Sendiri
Dimana dahaga itu terus membuat kering jiwa ini
Dahaga akan sebuah damai hati.....
Perjalanan, langkah itu terus harus terus berjalan
Letih menghinggap, letih merayapi sekujur tubuh...
Kering sudah tubuh ini, sengatan mentari menusuk tubuh yang kering
Tapi perjalanan ini harus berlanjut
Titik akhir itu harus tertempuh
Dimana damai jiwa itu akan teraih
Mengarungi samudra hidup yang luas dimana arah menuju masih samar
Aku disini mencoba menikmati walau masih sebatas perih yang kurengkuh
Perjalanan yang ada dengan beraneka macam yang terlalui
Terus dan ku coba terus berjalan mencari dan terus mencari indah makna damai hidup ini

Rabu, Maret 18, 2009

Pada akhirnya

Pada akhirnya sendiriku khan menjadi sendiriku
sunyi kan menjadi sunyi
Tak ada yang menemani
Takan ada yang merengkuh diri
Dalam hening sepi ini
Disudut kehidupan fana...
Antara mimpi dan kehampaan
Aku semakin terpuruk dalam dilema sebuah asa
Kuharus mengakui asa itu semakin takan pernah tercipta untukku
Hanya mimpi, hanya ilusi
Nadir jiwa ini hanya mampu merasa tapi nyata akan berbeda
Aku hampa dalam sepiku sendiri
Mencari yang tak pernah akan dimiliki
Sudut dunia ini telah mengumandangkan isi
Tentang kehidupan asa ini
Kujalani hidup tanpa sebuah asa yang berarti
Sendiri akan tetap sendiri
Tak pernah ada yang akan mengapai diri
Karena asa itu tercipta hanya sebuah ilusi dalam diri
Terimalah semuanya walau perih selalu akan menyertai

Kau wanita kupuja dan kudamba


Kau wanita... kau kupuja kau kudamba
Dalam setiap hembusan dan detakan jantungku
Walau hujaman lara semakin terasa
Akan sebuah cinta yang mengema dalam dada
Kau wanita.. kau kupuja kau kudamba
Antara ada dan tiada kau hadir dalam sanubari dan lenung hati
Samar bayang itu tapi asa ini tak mengisyaratkan sebuah ilusi
Kau wanita... kau kupuja kau kudamba
Bersama hirupan udara yang terhembus dan terasa
Disitulah kau berada masuk jauh kedalam lubuk hati yang terdalam
Kau wanita... kau kupuja kau kudamba
Walau hanya sebuah fantasi yang menjadikan mimpi
Tapi kau nyata dalam cinta yang suci
Kau wanita... kau kupuja kau kudamba
Asa ini telah terukir dan terpahat atas dirimu
Bibir telah terucap akan sebuah kata
Kau wanita... kau kupuja kau kudamba
Selamanya akan seperti itu
Sampai nafas ini terhenti

Dalam sudut sepi menjelang senja adzan berkumandang

Dalam sudut sunyi kuterus mencari
Mencari damai akan hidup ini
Masih bimbang kemana semua ini kuharus lalui
Sendiri kudisini dalam sudut temaram yang sepi
Hanya Illahi rabbi yang menemani
Tak ada manusia yang sanggup menandingi
Sujudku dan do'aku kupanjatkan dengan berjuta peluh dan nista
Disini dalam sudut sepi kucoba terus mencari
Setetes penyejuk jiwa yang mendamaikan hati
Hanya padamu wahai sang Illahi Rabbi yang mampu memberikan segala yang teringini
Dalam sudut sepi senja ini
Kucurahkan semua isi hati
Kulafazkan do'a tuk menentramkan diri
Hanya padaMu ya Allah, Hanya padaMu
Kaulah yang Maha mengetahui apa yang terbaik bagi hambamu
Ijinkan kucari damai jiwa
Sebelum hamba terlepas dari dunia yang fana
Ijinkan hamba meraih cintaMu
Walau hamba penuh dengan segala peluh dan dosa
Disini dimana bergulirnya sang waktu, bergantinya sang surya kepada sang bulan
Ku ingin selalu memujaMu
Ku ingin selalu mencintaiMu
Ku ingin selalu dalam dekapan indah kasihMu
Tak ada yang bisa memberi itu padaku Hanya diriMu wahai Tuhanku
Berikanlah segala hidayah dan inayah itu padaku
Agar aku bisa menjejaki dunia dengan tegar
Berikan segala petunjukMu
Hamba hanya mahluk yang tak berdaya
Yang memiliki berjuta kebimbangan jiwa
Tegarkanlah hamba Ya Allah, Ya Rabbi
Tuk selalu ada dijalanMu, Tuk selalu berada dalam cahaya
Jangan biarkan hamba terjerembab kembali dalam gelap dunia
Sungguh hamba takut akan hal itu
Disini dimana Adzan telah berkumandang
Sanggat indah menyentuh sukma
Terima kasih Tuhanku masih memberiku kesempatan tuk menghadapMu
Ijinkan aku tuk selalu diberi kesempatan tuk bertemu denganMu
Dalam hening sepi senja temaram ini
Ku ikhlaskan segala hidup dan kehidupanku untukMu
Mencari dan mengapai segala CintaMu serta KasihMU wahai Tuhanku

Senja


Jika usiaku telah senja
Adakah secerca cahaya damba itu kuraih
Jika usiaku telah usang
Adakah cinta itu memelukku dengan kasih
Ku disini tetap menanti hadir dia kembali
Dalam derap kehidupan menjelang kupergi
Kuingin menikmati indah hidup ini
Walau hanya sepenggal kisah usang jiwa yang tercipta
Penantian itu mungkin takan pernah berhenti
Diri ini akan menjalani sebuah kisah atas hidup yang terperi
Biarpun sampai saat nanti takan pernah terjadi
Penantian itu tetap akan menjadi misteri
Getaran sukmaku bukan sebuah ilusi
Hanya sebuah mimpi bagi diri
Getaran sukmaku realiti
Pada sebuah hasrat jiwa pencari damba akan diri


Jika usiaku telah senja
Mungkin semua sudah tak berarti lagi
Bersama tubuh yang renta
Kukan pandangi dunia
Dimana hari khan bergulir, berganti dengan pasti
Aku disini tetap dalam sudut sepi
Menahan segala mimpi terkubur dalam diri
Hamparan langit yang takan pernah berubah
Seperti jiwaku yang tak terubah
Abadinya sebuah asa ini
Khan ku jaga sampai nafas ini terhenti


Hidup itu bagai merajut benang
Dimana begitu rumit kita mencari arah mana benang itu bertaut
Hidup itu penuh dengan kekusutan
Dimana kita harus mencari dan memperbaiki kerumitan yang ada
Hidup penuh dengan ikat mengikat
Secara sadar atau tidak kita terjerat dalam sebuah simpul yang tak terlihat
Hidup dunia yang fana...
Melahirkan simpul-simpul yang susah diraba
Hanya hati hanya jiwa yang berpaut mencari terus mencari
Kemana jalan membuka sebuah simpul yang telah mengait
Hidup untuk apa, hidup untuk siapa, hidup bagaimana
Semua itu akan dapat terjawab apabila kita sabar mencari dan membuka simpul yang ada maka tercapailah tujuan akhir
Dengan sabar dan doa yang mendasari segala derap dan langkah
Mengharap segala ridho Yang Maha Kuasa
Untuk menapaki dunia yang fana
Benang itu alah jalur hidup
Harus terlalui harus terlewati
Semoga benang yang kita genggam itu kuat
Tak rapuh dalam menghadapi setiap kendala hidup ini