21.45 (di mess diatas sebuah kasur,parung)
Hujan mulai turun membasahi bumi
Dingin semakin menusuk
Kumerebahkan diri
Mencoba menarikan pena
Mengambarkan rasa .... gejolak jiwa yang terbersit dalam lenung hati
Rintik hujan jatuh ke bumi... Irama indah tercipta
Merdu... seiring sayatan sembilu jiwa yang pilu
Rindu... rindu... irama memekikan kalbu...
Hitam kugoreskan pena diatas kertas yang kumuh
Deras semakin deras ... hujan turun menghujam bumi
Keras dan semakin keras dentuman irama jiwa ini
Peluh letih sang raga....bercampur peluh letih jiwa
22.07
Kututup hari ini dengan lafaz do'a
Untuk jiwa serta segala yang terasa
Buat segala makna yang terukir
Di hari ini... dimana sebuah takdir yang telah aku lewati
Kumerebahkan diri, melepas letih.. bersama rintik hujan yang kian lirih
Kupejamkan mata......
Kulantunkan do'a.....
Agar esok lebih bermakna...
Agar esok kutemukan jawab atas segala yang kucari
Semoga....semoga .... dan semoga aku masih diberi waktu untuk tetap menghirup udara esok hari
Mataku terpejam..tubuhku terdiam... hatiku tetap melayang... dan.....hilang
22.33
Kumencari cara untuk menghalau semua rasa ini
Karena aku sangat sayang padanya
Aku mencari jalan untuk pergi .... karena aku sangat mencintainya
Kini kurindu ..... sungguh kurindu ... dan kutenggelam dalam hujaman rasa
Kutanyakan pada diri..
Kutanyakan pada hati ... apa itu berarti .... untuknya??
Getar aroma rasa... bersama bayangan indah membunuh kalbu..
Kuterkapar tak bisa memejamkan mata
Melayang sudah jiwa... terkapar sang raga
Hanya hati melantunkan tembang galau....
"Wahai kau yang kusayang"
Kau bidadari dalam angan
kau bidadari dalam jiwa
Kau tercipta dengan berjuta angan
Kau yang telah mengukir rasa
Kau yang membangkitkan asa yang telah lama mati
Dan kini kau telah membunuh kembali
Hati telah terpahat
Jiwa telah terpaut
Hasrat telah tercipta
Angan telah mengema.... MATI..
Kau beri.... kau pergi ... aku sendiri menghujam diri
Kini hidupku penuh dengan maki
Kini hidupku penuh dengan bungkam
Memunafikan diri.... atas segala rasa yang terjadi
Walau kini kau telah pergi berlalu....tak peduli
Aku tetap terjerembab dengan segala rasa ini
Wahai sayangku.... ajari aku bagaiman cara melupakanmu...
Karena rasa asa ini selalu mengambarkan kepiluan...
Ajarilah aku cara membunuh rasa ini...
Hujan mulai turun membasahi bumi
Dingin semakin menusuk
Kumerebahkan diri
Mencoba menarikan pena
Mengambarkan rasa .... gejolak jiwa yang terbersit dalam lenung hati
Rintik hujan jatuh ke bumi... Irama indah tercipta
Merdu... seiring sayatan sembilu jiwa yang pilu
Rindu... rindu... irama memekikan kalbu...
Hitam kugoreskan pena diatas kertas yang kumuh
Deras semakin deras ... hujan turun menghujam bumi
Keras dan semakin keras dentuman irama jiwa ini
Peluh letih sang raga....bercampur peluh letih jiwa
22.07
Kututup hari ini dengan lafaz do'a
Untuk jiwa serta segala yang terasa
Buat segala makna yang terukir
Di hari ini... dimana sebuah takdir yang telah aku lewati
Kumerebahkan diri, melepas letih.. bersama rintik hujan yang kian lirih
Kupejamkan mata......
Kulantunkan do'a.....
Agar esok lebih bermakna...
Agar esok kutemukan jawab atas segala yang kucari
Semoga....semoga .... dan semoga aku masih diberi waktu untuk tetap menghirup udara esok hari
Mataku terpejam..tubuhku terdiam... hatiku tetap melayang... dan.....hilang
22.33
Kumencari cara untuk menghalau semua rasa ini
Karena aku sangat sayang padanya
Aku mencari jalan untuk pergi .... karena aku sangat mencintainya
Kini kurindu ..... sungguh kurindu ... dan kutenggelam dalam hujaman rasa
Kutanyakan pada diri..
Kutanyakan pada hati ... apa itu berarti .... untuknya??
Getar aroma rasa... bersama bayangan indah membunuh kalbu..
Kuterkapar tak bisa memejamkan mata
Melayang sudah jiwa... terkapar sang raga
Hanya hati melantunkan tembang galau....
"Wahai kau yang kusayang"
Kau bidadari dalam angan
kau bidadari dalam jiwa
Kau tercipta dengan berjuta angan
Kau yang telah mengukir rasa
Kau yang membangkitkan asa yang telah lama mati
Dan kini kau telah membunuh kembali
Hati telah terpahat
Jiwa telah terpaut
Hasrat telah tercipta
Angan telah mengema.... MATI..
Kau beri.... kau pergi ... aku sendiri menghujam diri
Kini hidupku penuh dengan maki
Kini hidupku penuh dengan bungkam
Memunafikan diri.... atas segala rasa yang terjadi
Walau kini kau telah pergi berlalu....tak peduli
Aku tetap terjerembab dengan segala rasa ini
Wahai sayangku.... ajari aku bagaiman cara melupakanmu...
Karena rasa asa ini selalu mengambarkan kepiluan...
Ajarilah aku cara membunuh rasa ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar