Minggu, Mei 31, 2009

Runtuh nya jiwa


Runtuh jiwa... runtuhnya sebuah kepercayaan akan hidup...
Dimana temaram selalu membayangi... menyelimuti dalam setiap langkah dan hembusan nafas
Kemana semua arah menuju, dimana semua berakhir terasa gamang serta tak menentu
Dilematik atas segala yang terjalani mencabik diri membisukan hati
Kala temaram semakin menjadi kelam serta menuju kedalam hitam
Jiwa mengelepar tak tentu.... menahan atas sangaran hasrat yang begitu menekan, menerjang...
Rasa telah menghancurkan jiwa dimana serpihanya sudah tak bisa ditata
Rasa telah menghujam melukai dalam .....
Mencoba bangkit tapi tetap terhujam
Rasa itu telah membunuh segala kepercayaan yang ada bersama jiwa yang rapuh
Kini hanya tertinggal raga kosong, rapuh, dengan berjuta hampa didalamnya
Tak mampu berharap lagi... tak ingin menuai mimpi lagi... tenggelam semakin tenggelam
Runtuhnya jiwa .... telah menghancurkan kepercayaan akan kehidupan

Semakin


Semakin tenggelam...
Dimana saatku ditinggalkan sang jiwa
Dia pergi dan entah kapan kembali...
Sepi, galau, sunyi, kelam, hitam yang membayangi
Menerkam... mengelamkanku....
Lirih.... sesak bergumul dalam tubuh ... yang terbungkus rapuh
Terangnya dunia terasa kelam dan hampa
Sendiri raga ini semakin terasa sendiri ....
serasa tak bisa menopang atas segala yang menerpa kian aral......
Bertahan dengan berjuta lirih... pedih... perih..... semakin menjadi
Kemana jiwa itu... kapankah kan kembali atau tidak akan kembali
Merayapi hari... merayapi waktu ... jam demi jam,menit demi menit,detik demi detik.... Hitam.
Tak tentu bersama rasa yang semakin membelenggu
Menghujam terus menghujam, menghenyakan serta dengan perlahan membunuh diri
Jiwa beranjak pergi semakin jauh dan tak terselami
Raga semakin rapuh menunggu saat nya tiba...
Tak ada tujuan tak ada harapan..
Hanya tinggal sebuah kenangan ....
Jiwa pergi hati telah mati....


.


Safe MY Soul


Jiwa ini meregang dalam kehampaan kehidupan...
Jiwa ini menahan berjuta rasa yang tak bisa diraba...
Jiwa ini terkapar dalam pengharapan..
Mengelepar ......
Karena kini harapan itu semakin pudar... menjauh... semakin menjauh
Tenggelam sang jiwa.. semakin dalam kedalam kelam
Gelap yang ada ... memenuhi ruang
Membuat jiwa tak bisa melihat arah mana yang harus di tempuh...
Meraba hanya meraba... kadang terjungkal dalam lobang terluka karena serpihan serpihan yang terinjak....
Semakin lama semakin nanar ... segala peluh dan luka semakin memburuk
Jiwa... semakin terkapar... harapan yang ada kini telah pudar
Sambil mencoba melangkah ... sang jiwa tetap bertahan...
Jiwa .. mencoba membunuh segala yang bergejolak dalam dirinya
Dia tau dia harus membohongi dirinya menghujam membunuh segala yang terbersit...
Jiwa... terkapar...
Jiwa.. meregang .... dalam kekelaman pekat.... Hitam dan gelap tak ada cahaya yang menembusnnya...
Jiwa... jiwa.....
Semakin hari semakin renta... bukan karena usia... tapi karena apa yang melanda yang selalu menghenyakanmu dalam lara...
Jiwa ... kau sendiri... kau sendiri menjalani langkah kelammu...
Tak ada yang meraihmu... karena cahaya itu tak tembus padamu..
Jiwa... bertahanlah sekuat dirimu... biarlah harapan itu pergi...
Bertahanlah karena hidup itu hanya sekejap...
Jiwa... beristirahatlah... sejenak ... lalu cobalah melangkah kembali walau dalam kelam yang sangat pekat.... sampai ajal memisahkan kita...

Kembalilah wahai jiwa


Jiwa ... dimanakah kau berada....
Dimanakah kau kini... Jengah ini telah memburuk...
Kembalilah dalam raga...
Kelam ini sudah terlalu lama... hitam ini semakin tebal...
Datanglah wahai jiwa... jangan kau pergi terlalu lama
Aku tak bisa mengapai keberadaanmu
Pulanglah tunaikan apa yang sudah digariskan
Jangan kau biarkan raga ini tak menentu...
Jangan kau biarkan raga ini terombang ambing dalam rasa
Berat terasa berat ku menopang raga serta rasa ini... kembalilah...
Tanpamu... kesingkronan tak ada...
Semua berjalan sendiri... smua ingin berkerja sendiri
Aku letih wahai jiwa...
Lama ... kau pergi dari raga ini... dan ini yang terlama yang pernah teralami
Jiwa... aku tak bisa menyentuhmu.... aku tak bisa menyusulmu..
Raga ini masih harus menapaki dunia... jangan kau tinggalkan begitu saja...
Kembalilah... kita topang semua yang terjadi bersama....
Jiwa... kuharap kau mendengarkan apa yang sedang terjadi...
Kembalilah ... kembalilah....

... Koe ...


Ku berlari.... tapi terdiam...
Ku memaki .. tapi tak keluar suatu katapun...
Dimanakah aku ini......
Diamkah.... atau berlarikah... atau .......
Apa yang terjadi..... Apa.....!!!!!
Ach.....
Ku coba menampar kelar.... diri ini..
Sakit... aku masih sadar... karena masih bisa merasa...
Raga.... ya... Raga... yang merasa sakit...
tapi.. dimanakah keberadaanku..... dimana???
Jiwa ... meninggalkan sang raga...
Jiwa ... itu pergi datang.. pergi datang ... datang pergi...
Kosong... hampa... sunyi...
Ach....
Hamparan luas keindahan dunia...
Hamparan luas makian dunia
Hamparan luas keajaiban dunia
Hamparan luas maha sempurna yang tertangkap oleh mata....merasuk dalam jiwa...
Hamparan luas jiwa.... atas diri... sehingga sulit untuk diselami ... apa lagi menemukan sebuah titik tuk dimengerti
Aku berlari.... masih disini
Aku memaki ... masih tak ada lafaz yang keluar...
Aku menghujam diri... tapi masih berdiri
Aku tak mengerti..... semakin tak mengerti pergulatan kehidupan ini...

Sabtu, Mei 30, 2009

Maaf Malaikat kecil ku

Kemanakah arah itu menuju
Aku mengejar semua hanya demi mereka...
Ku abaikan rasa sakit yang ada demi malaikat - malaikat kecil itu
Aku tak pernah memberi tahu jatuh bangun
Sakit yang melanda ... yang menerpa aku terdiam merasa sendiri
Tapi apakah dia mengerti sebagai istri dan ibu bagi malaikat - malaikat itu..
Aku memang rindu padan mereka... aku jauh bukan aku ingin tapi aku mencari yang harus kucari yang tak bisa kudapati disana...
Maafkan aku dengan berjuta makna... bukan aku menelantarkan kalian
Aku hanya ingin mecari apa yang bisa kuberi
Ada tidaknya keberadaanku... aku harap kalian mengerti wahai malaikat kecilku
Berjuta sakit yang aku rasa.. berjuta sakit yang aku indahkan saat aku berada disana hanya demi kalian...
Kadang aku meneteskan mata saat kalian terlelap manis dalam tidurmu...
Sedih berkecamuk duka....
Kalian adalah keindahan hidupku yang tersisa
Menjadi semanggat dalam kehampaan hidupku
Tanpa kalian mungkin aku dah pergi.....
Maafkan aku dengan berjuta maaf menelantarkan kalian disana...

Jumat, Mei 29, 2009

Aku pergi

Aku pergi untuk melangkahkan kaki...
Aku pergi untuk mencari
Secerca harap....
Secerca keindahan hidup...
Walau aku tak dapat berharap lebih
Aku tetap khan mengapai semua yang ada dalam benak dan jiwa
Meskipun hitam akan selalu menyertai...
Walau kelam masih menyelimuti...
Menerjang akan mencoba terus menerjang
sampai nafas ini terlepas dari raga
Dimana detik kutemukan damai indah itu
meski gertir akan tetap menghadang
langkah harus tetap .......... kedepan bukan terdiam

Bandung saat perpisahan

Sudah sekian banyak hari yang kulalui...

sudah sekian banyak aral yang kutemui..

kini kuharus pergi... jangan halangi...

Semua yang terjadi adalah sebuah kenangan indah...

Dimana pahatan dan pelajaran bergumul menjadi satu dalam kehidupan

Disini dimalam ini... dimana aku mengenang sejuta kisah yang terukir di atas teras.. dinding-dinding bisu...

Aku harus beranjak pergi.. tuk mengapai dan terus mencari

Mengais dan mengorek apa arti kehidupan hakiki ini...

Sudut bandung yang kelam kunikmati ... aku akan kembali dengan jiwa yang lain..

Kutitipkan sejuta kenangan indah dan getir kehidupan dimana aku pernah menghirup semuanya diatas muka bumimu...

Ijinkan aku pergi... dan doakanlah aku dapat menemui apa yang menjadi diri ini...

Terima kasih atas segala yang pernah ada...

Dan kini ku pergi....

Kamis, Mei 28, 2009

Meronta Jiwa


Meronta jiwa.. meregang sang batin

... Hampa ...

Kuukir nadir jiwa yang meregang karena Asa

Kutatap mega dalam kelam yang tak kunjung hilang

Kutarik diriku terjerembab dalam kehampaan, begitu hitam

... Dimana ...

... Kemana ...

Aku buta... aku tak dapat meraba, aku terbelenggu ruang

Semakin dalam... semakin dalam... dimana cahaya itu..!!!

Letih dalam langkah

Letih dalam upaya

... Letih ...

Hela nafas hanya tinggal sepenggal... jalan itu belum dapat terlihat

Dimana cahaya itu dapat kugapai.....

walau hanya sebias, serca .... walau hanya sbeuah harap

Kuingin lepa ... kuingin lepas .... kuingin lepas

... Pupus ...

Tak adakah harap atas diri

Masih kulihat hitam... masih kulihat kelam, masih kurasa hampa

Tak bisa kah keluar dari segala yang mengulung, mengujam, menerkam, menekan....

Tubuh raga terasa semakin renta, rapuh menopang segala yang melanda

Ingin merasa, ingin merasa walau hanya sepenggal nafas lalu hilang

Harap.... hanya berharap ....

Nyata memeluk kelam

Rahasia semua masih rahasia atas perjalanan yang melelahkan

... Diam ...

Sejenak ... sekejap

Beristirahat dan kembali menerjang badai

R.I.P

Selasa, Mei 26, 2009

Kisah aku dan rokok


aku tau kau akan perlahan membawaku dalam kematianku
Aku rasa akan hal itu
penaT sesak dadaku bagai terbakar
Tapi aku tetap menghisap racunmu
kunikmati setiap sentakan asap yang mengepul dan kuhisap dalam sampai dalam
Perlahan kurasa dadaku semakin panas dan sesak
Hitam bila dapat terlihat...
Tapi ku tak peduli... hanya kau yang mampu memani dalam kesunyian, kegalauan, kesepian...
Setiap hari ku hisap dirimu tanpa peduli akan bayang-bayang kematian yang semakin mendekati
karena kau teman sejati walau akan membunuh diri ini

PenaT

Peluh dosa yang terpahat dalam diri telah menjadi karang yang kuat
Aku sang pendosa dalam pengharapan
Apakah kesucian itu akan kuraih sebelum kematian pasti itu mengh
ampiri
Terbujur kaku sang tubuh yang tak bisa lagi melafazkan asma
mu
Apakah aku akan selalu hitam dalam mengarungi sisa atas kehidupanku
Tetes demi tetes meleleh disudut mataku.... harapan segala harapan su
dah pupus
Tak bisa kuukir indah lagi gapai angan dalam diriku
Aku tak kuasa.... membuat sebuah mimpi
Sungg
uh.....
Hitam semakin hitam... kelam semakin kelam... gelap semakin gelap
Ku bersujud padaMu... aku dan peluh dan hitamku dan noda yang telah menjadi karam
Ku coba menahan segala aral atas ketidak berdayaanku
Ku cium asmaMu... kucoba mempelajari dan kuterhenyak akan diri yang penuh nista
Kupasrah semakin pasrah semakin tak mengerti... Buram... kelam semakin tenggelam

Kadang

Kadang aku ingin terbang ... melepas segala letih yang terasa dalam jiwa yang merangkak dalam kehampaan... terus dan terus......
Kuingin melepas segala belenggu yang ada dan terukir dalam jiwa yang meronta...
Aku hitam dalam kehidupan
Aku kelam dalam pengharapan
Aku gelap dalam kehampaan
Ku ingin mengepakan sayap pergi dan pergi mencari dimana damai itu akan kuraih
Tetes demi tetes peluh atas rasa atas jiwa atas segala yang mengalir dalam hentakan nafas
Letih semakin mengulung dalam jejak kehidupan.... aku merasa tak berdaya...

Kematian

Kematian itu bukan sebuah akhir dalam sebuah kehidupan
Kematian itu merupakan sebuah awal dari kehidupan yang lain
Kematian itu merupakan sebuah perhentian kehidupan dialam dunia
Dunia yang penuh dengan nista, kebohongan, ketidak berdayaan, kemunafikan....
Dunia yang tak pernah dirasa mengerti atau hanya aku yang tak mengerti atas dunia
Mengapa...???
Kematian melepaskan raga dengan sang Ruh... entah kemana
Kematian memberhentikan semua yang ada dialam dunia...
Ugh.... mati... mati....
Kematian atas diri atas jiwa.... beristirahat dalam damai didalam dunia
...Rest in Peace...

Kamis, Mei 21, 2009

kamis malam bersama jiwa

Mengapa cinta itu membiru....
Membeku dipenghujung waktu
Bila rasa itu hanya sebuah angan mengapa ada...
Tak kusalahkan rasa itu... tak salahkan mengapa kau begitu mengoda bagiku
Yang kusalahkan kenapa cinta itu ada padaku...
Ku terus memaki akan ku
akan hasrat ini....
akan rasa ini..
Buat apa semua ini ada jika semua adalah tiada
Buat apa semua ini tercipta kalau hanya sebuah buaian mimpi belaka
Mengapa kucinta... kalau rasa itu hanya sebuah rasaku saja
Bergunakah......
Renung jiwa renung hati yang selalu merasa akan diri
Mengapa kau tak dapat mengerti dan memahami
Tuk memungkiri setiap getar dan gejolak itu... mimpi
Apa yang kau selalu inginkan.... tak akan ada nyata
Berhentilah kau merasa... akan rasa itu
Biarkan bidadari itu pergi menjauh bersama kehidupanya yang indah
Karena kau adalah hitam, kelam bukan sebuah rembulan
Dia indah tak mungkin terjamah.....
Dia indah tak mungkin kau rengkuh
Karena kau tak indah..... kau hanya kelam hitam kehidupan
Relakanlah, ikhlaskanlah... demi dia yang kau puja sang bidadari penerang jiwa
Lepaskan dia... agar dia bisa terbang tuk mencari segala keinginan dan keindahan
Karena kau tak bisa memberinya akan hal itu
Kau pantas memujanya .. menyemayamkannya dalam lenung jiwa yang terindah...
Tapi.....
kau tak pantas memeliki keindahan itu...
kau hanya pantas bermimpi tentang keindahan itu
Karena kau adalah pemimpi bukan sang realita...
sejauh kau mengejar, sejauh kau mengapai dia akan menjauh dan terus menjauh
Biarkanlah bidadari itu pergi...
Demi dia demi rasa demi kebahagiaannya
Bukankah kau menginginkan hal itu...
Jangan kau salahkan mengapa semua itu ada
salahka saja mengapa kau bersedia merasa
Nikmatilah sebersit keperihan dan kehampaan itu karena itu memang dirimu
Berdoalah akan bidadari itu yang terbang bersama keindahan semoga dia mendapat apa yang dia cari dan dia ingin gapai...
Tulus dan ikhlas.... demi dia...

Sendiri

Sendiri ku coba menempis segala rasa yang ada
Bersama bergulirnya hari
Dengan berjuta bayang mengoda hasrat dalam lenung jiwa
Semakin ku merasa semakin kutak berdaya...
Buat apa... untuk apa....
Semua ini, semua hasrat... bila hanya kemunafikan jiwa yang mengoda
kukatakankan cinta.... kukatakan rindu
tapi apa semua itu ada ...
Apa semua itu nyata....
BULL sHit......
I hate my self....
Hentakan setiap detakan dan dentuman yang mengelora apa itu berarti .... kalau hanya ada maki...
Aku sendiri... aku sendiri yang merasa setiap gejolak yang ada
Semakin tak berarah... semakin tak menentu
Terombang ambing dalam lautan biru kelam hampa hidup
Permainan apa semua ini...

Jumat, Mei 15, 2009

Mengapa ..???

Pagi di cipanas puncak...
Letih malam yang kurasa saat tranning Vsat Uso... Hari yang sungguh melelahkan... di pagi ini mulai aktifitas kembali, bergelut berinteraksi dengan orang-orang baru...
Kunikmati udara pagi yang cerah, bersama hamparan luas sebuah lembah hijau, taman indah, pemandangan menakjubkan bila bisa kurasakan... tapi tidak aku merasa sepi...
keindahan yang ada tak dapat aku nikmati, kulangkahkan kaki kubasuh tubuhku yang letih, kubenamkan diriku dibak air panas... kurasa sungguh sepi sendiri ... hela nafas panjang... mengapa seperti ini.... tak adakah yang bisa kunikmati diatas muka bumi ini...
kuterdiam menatap langit - langit.... kosong hanya yang kutau sukma ini tak ada pada tempatnya, entah dia melayang kemana?
entah berapa lama aku berendam... asap panas air mulai memenuhi ruang... kabut bak kabut...
Kuterdiam mencari dimana sukma ini pergi, sudah lama aku merasa hanya ragaku aja yang menjalani ... Ogh... aku letih dengan segala situasi seperti ini, tak berujung tak bertepi hanya membingungkan yang terjadi, hitam kelam dan berjuta tak karuan bergumul menjadi satu.
Mengapa dan kenapa semua ini terjadi, hati bungkam tak bisa mencari titik yang harus direngkuh dalam hampa hidup ini..
waktu semakin beranjak.. tak ada yang bisa kuketahui lagi letih sungguh letih

Jangan pernah bilang aku tak sendiri

Jangan pernah bilang aku tak sendiri
Sebab sebuah kenyataan bahwa aku memang sendiri
Jangan pernah bilang aku ada yang menemani
Sebab nyata tak pernah ada disisi
Kutak pernah tau... ku tak bisa tau ....
Jerit tangis pilu membunuh kalbu..
Hangatnya mentari di pagi hari
Panasnya sang surya disiang hari
Ramainya dunia dalam hiruk pikuk kehidupan
Takdirku adalah kehampaan
Kesendirian dalam menjelajahi ruang demi ruang jenjang kehidupan
Diantara mega kutaruh berjuta harap
Disaat nyata semua itu sirna serta menghujam
Sepi, sunyi.... tak mampu berharap lagi
Menjalani apa yang tersisa dalam hidup ini
Tak ada jawaban ... tak ada jawaban.... semua sirna didalam kenyataan