Sekian masa asa ini bergulir memenuhi rongga jiwa
Titik balik pahatan yang telah terjadi
Terenungi arti
Tentang damba hidup
Tercatat lembar lembar dalam setiap hembusan nafas
Arti yang tak pernah diingini..... tentang pernyataan akan kenyataan kehidupan
Kehidupan yang telah terjalani
Mengerti tapi memungkiri
Menepis tapi mengingini
Membungkam tapi terlantunkan
Irama menjadikan ada tapi tiada
Tertata rapih
Sebuah wujud keinginan hasrat jiwa
Menjejali diri dengan dogma
Menyiasati diri atas kemungkinan
Kemungkinan atas tiada
Menjadikan kelam pada langkah
Membunuh jiwa perlahan
Diantara mega tertulis kisah
Begitu banyak goresan menjadikan kelam tanpa ada jeda
Sekian masa asa ini bergulir
Tiada harusnya mimpi itu terus tertanam
Mimpi indah berbalik menyakitkan
Tertahan pada masa
Tak ada guna tetap ada
Tak ada guna merasa
Karena ada berupa bayang
Cipta indah khayal
Mimpi pada benak
Sekian masa asa ini bergulir
Tandailah nyata bukan berkecamuk semunya damba hati
Takan pernah berhenti
Takan pernah
Tapi .... harus terhenti meski tak teringini
Kucoba menuliskan hasrat jiwa yang terasa selama menjalani hidup tuk mengapai dan pencarian makna hidup yang sesungguhnya, jatuh bangun dalam menjalani perjalanan, terangkai melalui kata, walau hanya sebuah kiasan yang mengambarkan gejolak jiwa atas diri saat menapaki kehidupan Yang Fana
Jumat, Juni 28, 2013
Kamis, Juni 27, 2013
Senandung
Senandung ....
Dimana waktu berjalan menjejak
Sebuah masa dalam kehidupan
Cabikan mewarnai ketidakberdayaan
Maaf ....
Mungkin ketidak ada gunakan hidup diri
Tiada dapat menjejaki dan memberi
Teramat sesak merasai atas jiwa
Jauh...
Mungkin semakin tiada
Kesedihan yang ada menyesaki sudut rongga
Tiada terlontarkan kata untuk mereda
Nanar yang mendesak .....
Semakin melunturkan aroma tuk bertahan dan beranjak
Sudut - sudut serasa tiada lagi tuk menampung setiap ketidakberdayaan menjalani hidup
Senandung ....
Bernyanyikan ritme yang tiada beraturan
Beriring dengan sayatan diatas sayatan
Dimana waktu berjalan menjejak
Sebuah masa dalam kehidupan
Cabikan mewarnai ketidakberdayaan
Maaf ....
Mungkin ketidak ada gunakan hidup diri
Tiada dapat menjejaki dan memberi
Teramat sesak merasai atas jiwa
Jauh...
Mungkin semakin tiada
Kesedihan yang ada menyesaki sudut rongga
Tiada terlontarkan kata untuk mereda
Nanar yang mendesak .....
Semakin melunturkan aroma tuk bertahan dan beranjak
Sudut - sudut serasa tiada lagi tuk menampung setiap ketidakberdayaan menjalani hidup
Senandung ....
Bernyanyikan ritme yang tiada beraturan
Beriring dengan sayatan diatas sayatan
Hidup atas Kehidupan
Jika keindahan dan kebahagiaan itu hanya tercipta dibenak ... mengapa ada.
Jika cinta itu hanya damba dan tak mungkin nyata ... mengapa ada
Jika damba itu hanya sebuah mimpi ... mengapa ada
Jika semua yang terasa tak direstui oleh Mu ... mengapa ada..
Hidup atas harap..
Hidup atas renung ...
Hidup atas apa yang ada
Kadang memungkiri
kadang menepiskan
kadang memunafikan
untuk sebuah kata ...
Hidup atas kehidupan tak seindah setiap khayalan yang tercipta
Selasa, Juni 25, 2013
Coretan jiwa
Dimana kehidupan itu memang tak pernah sempurna
sejauh mana kau ingin merengkuh sekejap kau merasa mendekap tapi dalam
sekejap kau akan terjeremban lebih dalam meski kau mencoba menahan peluh
sekian masa yang tergali atas jiwa atas asa membungkam perih
meluruhkan atas kemunafikan yang tersirat membenamkan harapan yang akan
terus melukai karena kisah takan pernah sempurna....
Hanya getir menekan dalam .... sehingga menghujamkan lebih dalam
Pendamlah gemerlap indah aroma yang membuai...
Kutepiskan semua mimpi...
Menekan apa yang terasa...
Atas Rasa yang mendamba
Tiada keinginan indah yang berwujud indah
Hanya serpihan yang terus menjalar menerkam jiwa mengugah rasa
menghempaskan segala kemauan jiwa
Ada tiada ku tetap tiada
dan ku akui......
tapi semua harus sirna ....
bersama bergulirnya jiwa pada rentan tatanan kehidupan
Meski dahaga rasa ini menginginkan...
tetap semua harus terhempaskan....
memang tiada seindah cinta yang lalu...
tapi semua harus berakhir meski hati memungkiri ... terus dan terus...
......................... Andai.................
Kubisa menepis mimpi itu yang kadang selalu mengugah rasa jiwa
asa yang terpendam menguak mendekam dalam
Meski kemungkinan itu sudah takan pernah ada..
Tapi sungguh aku tak mampu menepis segala gejolak yang mewarnai jiwa
Damba......
Mungkinkah...
meski hanya sebuah mimpi semu yang esok hari sirna
Ataukah meski hanya sebuah mimpi juga tetap tiada....
Minggu, Juni 23, 2013
Ketika semua itu kembali kelam
Dimana semua kembali kelam
Dimana sesak begitu menjelma dalam jiwa
Tersungkurlah jiwa pada kehidupan
Mencoba menahan aral yang mendesak
Mematikan semua keinginan atas hidup
Tiada
Bertahan serta menepiskan tapi gelombang itu terlalu keras menerpa
Tak kokohku bertahan
Terseretlah dalam gelombang yang menghenyakan
Menjadikan luluh lantah
Dimana sesak begitu menjelma dalam jiwa
Tersungkurlah jiwa pada kehidupan
Mencoba menahan aral yang mendesak
Mematikan semua keinginan atas hidup
Tiada
Bertahan serta menepiskan tapi gelombang itu terlalu keras menerpa
Tak kokohku bertahan
Terseretlah dalam gelombang yang menghenyakan
Menjadikan luluh lantah
Selasa, Juni 18, 2013
Kau persembahkan
Tubuh indahmu memang indah
Tiada satupun yang tak merasa ingin merengkuh.
Lengak lengokmu begitu mempesona..
Mendebarkan setiap hati yang memandang
Menebarkan aroma decak.....
Mengoda hasrat pada jiwa
Memanaskan andrinalin darah ....
Mendegubkan jantung lebih dari biasa....
Terpersembahkalah asa, jiwa atas nama cinta
Pencarian makna yang ingin teraih pada setiap insan
Terengkuhlah keinginan yang terpendam atas persembahan....... atas harap
Tubuh indah gemulai, tercumbui, terjamah pada altar desah nafas yang tak beraturan
Melepaskan aral dalam tegukan kenikmatan yang melemaskan segala sendi
Terpersembahkanlah atas nama cinta atau sebuah pelepasan hasrat
Tubuhmu indahmu memang indah
Tiada satupun yang tak menginginkannya...
Aku hanya memiliki nanar dan merekam setiap apa yang terpesembahkan...
tapi tak menjamah.....
Tiada satupun yang tak merasa ingin merengkuh.
Lengak lengokmu begitu mempesona..
Mendebarkan setiap hati yang memandang
Menebarkan aroma decak.....
Mengoda hasrat pada jiwa
Memanaskan andrinalin darah ....
Mendegubkan jantung lebih dari biasa....
Terpersembahkalah asa, jiwa atas nama cinta
Pencarian makna yang ingin teraih pada setiap insan
Terengkuhlah keinginan yang terpendam atas persembahan....... atas harap
Tubuh indah gemulai, tercumbui, terjamah pada altar desah nafas yang tak beraturan
Melepaskan aral dalam tegukan kenikmatan yang melemaskan segala sendi
Terpersembahkanlah atas nama cinta atau sebuah pelepasan hasrat
Tubuhmu indahmu memang indah
Tiada satupun yang tak menginginkannya...
Aku hanya memiliki nanar dan merekam setiap apa yang terpesembahkan...
tapi tak menjamah.....
Senin, Juni 10, 2013
Menepis mimpi
Sekian lama Asa itu menginginkan atas sebuah hasrat pada jiwa
Serpihan demi serpihan menjadikan luka semakin dalam pada harap
Berapa lama semua ini akan terkumkum dalam skat lenung hati yang timbul dan tengelam
Tertatih untuk mengapai, Tersungkur saat ingin melepas
Kau tak indah cuman terharapkan pada mimpi semu kehidupan
Memenuhi setiap jengkal hela nafas serta mendidihkan aliran darah
Kenyataan terpungkiri entah berapa lama ....
Kini perlahan harus kusadari
Semua harus terhenti, meski indah mimpi itu terus memenuhi dogma diri
Tapi arti itu harus segera terhenti
Menepis mimpi menjalani apa yang ada meski tiada seindah mimpi yang selalu menjadi cipta hati
Bukan aku tak menginginkan lagi
Hanya untuk apa kupertahankan Ilusi yang tak pernah terjamahi
Kutelanjangi diri melepaskan pakaian cinta,hasrat dan damba yang tertanam dalam lenung
Menepisnya ... menjalani kenaifan hidup tanpa Asa yang terdamba.
Serpihan demi serpihan menjadikan luka semakin dalam pada harap
Berapa lama semua ini akan terkumkum dalam skat lenung hati yang timbul dan tengelam
Tertatih untuk mengapai, Tersungkur saat ingin melepas
Kau tak indah cuman terharapkan pada mimpi semu kehidupan
Memenuhi setiap jengkal hela nafas serta mendidihkan aliran darah
Kenyataan terpungkiri entah berapa lama ....
Kini perlahan harus kusadari
Semua harus terhenti, meski indah mimpi itu terus memenuhi dogma diri
Tapi arti itu harus segera terhenti
Menepis mimpi menjalani apa yang ada meski tiada seindah mimpi yang selalu menjadi cipta hati
Bukan aku tak menginginkan lagi
Hanya untuk apa kupertahankan Ilusi yang tak pernah terjamahi
Kutelanjangi diri melepaskan pakaian cinta,hasrat dan damba yang tertanam dalam lenung
Menepisnya ... menjalani kenaifan hidup tanpa Asa yang terdamba.
Langganan:
Postingan (Atom)